Mohon tunggu...
Ahjun Amriz
Ahjun Amriz Mohon Tunggu... -

I'm All Write

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Anak-anak dan Tayangan Televisi

6 Maret 2016   22:47 Diperbarui: 6 Maret 2016   23:04 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Saya sangat miris saat menonton film Dead Pool di sebuah bioskop, ada sepasang orang tua membawa serta anaknya yang masih seumuran PAUD menonton film ini. Sekilas memang film Dead Pool merupakan film anak-anak, padahal sebenarnya adalah film remaja dan dewasa. Tak tahu apa yang ada di benak sepasang orang tua itu, ketika ada adegan di tempat tidur dan aurat si wanita terbuka begitu lebarnya mereka bukannya menutup mata si anak atau mengalihkan perhatiannya lah, tapi membiarkan begitu saja si anak melahap adegan orang dewasa.

Oh, maaf, mungkin ini tidak sesuai dengan judul ya, karena yang tertulis mengenai tayangan televisi. Namun, bila kita menilik ke masyarakat, ini ada hubungannya. Tak sedikit orang tua yang membiarkan anak-anaknya menonton tayangan televisi tanpa mempedulikan apa yang ia tonton, atau sekedar untuk mendampinginya sembari memberi pengertian bila ada dialog-dialog dan adegan orang dewasa.

Tayangan televisi memang sudah membanjiri rumah kita sepanjang hari. Anak-anak pun bebas menyaksikannya tanpa ada alat sensor otomatis tayangan-tayangan mana yang boleh mereka tonton dan mana yang tidak boleh. Maka, di sinilah peran orang tua untuk mengarahkan anaknya. Jangan seolah menutup mata terhadap apa yang mereka tonton. Orang tua perlu mendampingi mereka saat sedang di depan televisi, sebab tidak semua tayangan televisi bagus buat mereka, termasuk film kartun sekalipun.

Film-film kartun sendiri seringkali menyelipkan adegan-adegan orang dewasa seperti "menembak" calon pacarnya, memeluk, hingga mencium lawan jenisnya. Saya sendiri sangat selektif terhadap tayangan-tayangan yang ditonton anak-anak saya. Saya selalu tekankan untuk tidak menonton sinetron, infotainment, dan tayangan-tayangan yang bukan untuk anak-anak. Dan bila anak sedang menonton televisi pun saya selalu mendampingi mereka meski yang ditonton film Upin Ipin. Kalaupun tidak bisa mendampingi, saya suruh si embak untuk mengawasinya. Hal ini patut dilakukan, karena, bolehlah anak-anak menonton film Upin Ipin, tapi lihatlah sejenak saat jeda iklan, tak sedikit tayangan iklan yang menampilkan adegan-adegan orang dewasa, seperti cowok dan cewek berduaan di tempat sepi, bintang iklan memamerkan anggota tubuhnya seperti leher, paha hingga keteknya.

Maka, waspadalah para orang tua. Dampingi anak-anak anda saat menonton televisi, bila saat jeda iklan ada iklan yang berkonten dewasa gantilah channelnya segera dan baru dikembalikan lagi kalau kira-kira iklan itu sudah lewat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun