Lebaran bukan hanya tentang tradisi mudik dan silaturahmi, namun juga tentang kemeriahan dari aktivitas belanja yang semakin beralih ke ranah online. Momentum perayaan Idul Fitri menjadi puncaknya pada kuartal II-2024, yang menandai lonjakan aktivitas konsumsi secara signifikan.
Namun, di balik kemudahan dan kenyamanan berbelanja secara daring, terdapat risiko yang perlu diperhatikan dengan serius. Ancaman penipuan dan kejahatan siber, seperti phishing, telah menjadi masalah yang meresahkan. Pesan phishing yang mengarahkan pengguna ke tautan yang mencurigakan, lampiran berisi malware, atau penipuan terhadap akun toko online menjadi ancaman yang nyata.
Menurut laporan teknologi anti-phishing dari Kaspersky, hanya pada tahun 2023 saja tercatat hampir 500 ribu upaya phishing terjadi di Asia Tenggara, dengan Indonesia menyumbang sebanyak 97.465 insiden. Statistik ini menyoroti pentingnya kesadaran akan risiko phishing, terutama terkait dengan transaksi online seperti belanja e-commerce, perbankan, dan sistem pembayaran lainnya.
Tren ini sejalan dengan tingginya permintaan belanja online, yang memunculkan beragam modus penipuan baru. Meniru portal internet global, menargetkan pengguna layanan web, atau pun pelanggan toko online adalah beberapa cara yang digunakan oleh pelaku kejahatan siber untuk mencuri informasi pribadi dan keuangan.
Masyarakat Indonesia perlu meningkatkan kesadaran akan risiko ini, terutama saat berbelanja online selama Hari Raya Idul Fitri. Berikut adalah beberapa langkah yang disarankan oleh Kaspersky untuk meminimalkan risiko menjadi korban penipuan online:
1. Pilih Merek yang Terpercaya
Memilih merek yang sudah dikenal atau pernah didengar reputasinya dapat mengurangi risiko terkena penipuan. Jika bertransaksi dengan vendor baru, teliti dengan cermat riwayat dan reputasi mereka. Pastikan ada informasi kontak yang jelas dan kebijakan pengembalian yang transparan.
2. Gunakan Kartu Kredit Sementara
Menggunakan kartu kredit sementara untuk berbelanja online dapat meminimalkan kerugian jika informasi kartu tersebut dicuri. Kartu kredit utama sebaiknya disimpan dengan aman dan tidak digunakan secara langsung untuk transaksi daring.
3. Pastikan Situs Aman
Periksa apakah situs yang dikunjungi memiliki protokol keamanan HTTPS dan gembok tertutup di bilah alamat browser. Ini menunjukkan bahwa informasi yang Anda masukkan akan dienkripsi dan aman dari pengintipan oleh pihak yang tidak berwenang.
4. Kelola dan Lindungi Kata Sandi
Gunakan kata sandi yang kuat dan berbeda untuk setiap akun online. Anda dapat menggunakan manajer kata sandi untuk membantu mengelola kata sandi dengan aman.
5. Waspada terhadap Permintaan Informasi
Jangan memberikan informasi pribadi lebih dari yang diperlukan saat bertransaksi online. Hindari membagikan kata sandi, nomor kartu kredit, atau informasi sensitif lainnya melalui telepon atau pesan teks.