Mohon tunggu...
Ahdati Warman
Ahdati Warman Mohon Tunggu... Guru - Guru

Tidak muluk muluk. Hanya pribadi sederhana yang kadang takut untuk bertemu dan berbincang dengan orang lain. Namun jika sudah bertemu dan merasa cocok dengan orang lain, akan memiliki cerita berbeda. Tidak suka mencari masalah, selalu menghindari masalah. Ingat berbuat sebaik-baiknya walau kadang tidak mampu karena kondisinya tidak memungkinkan. Terlalu pesimistis untuk menjalani atau melakukan sesuatu termasuk untuk menyampaikan gagasan. Selalu berada dalam posisi wait and see. Sangat suka menuangkan gagasan dalam bentuk tulisan, seperti opini, cerpen, pentigraf ataupun puisi. Hobi ini sudah ada dalam nadi saat beru lahir. Tidak terlalu muluk-muluk untuk menjalani hidup, mengalir dan biarkan saja seperti itu adanya. Itulah kelemahan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mulutmu Harimaumu

5 Desember 2024   11:08 Diperbarui: 5 Desember 2024   11:18 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Semakin tinggi sebuah pohon maka akan semakin kuat angin yang mendorongnya. Apalagi jika pohon tersebut tidak memiliki sistem perakaran yang kuat maka tumbanglah dia.
Begitupun dengan manusia,  dari awal penciptaannya sudah ditentang oleh malaikat. Kemudian Allah meyakinkan dan menegaskan Dia lebih tahu dengan apa yang Dia ciptakan. Akhirnya, terciptalah manusia dengan segala kompleksitas kemanusiaannya. Diberikan dengan segala kelebihan, namun kelebihan itupun bisa menjadi kelemahannya. Itulah manusia.
Lahir sebagai sesuatu yang begitu suci, namun lingkungan yang mempengaruhi dia untuk menjadi sesuai dengan lingkungan tinggal dan pendidikannya. Jika lingkungan yang membentuknya buruk maka produknya juga buruk, begitulah sebaliknya. Kembali lagi, ya begitulah manusia.
Jika kita menemukan seorang anak yang memiliki adab baik. Maka secara otomatis kita akan berpikiran orang tuanya sukses mendidiknya. Begitu jugalah sebaliknya. Anak itu cerminan dari kedua orang tuanya.

Manusia sebagai makhluk sosial diberikan oleh Allah Swt., akal. Untuk apa akal itu?
Dalam surat Al-Israa' ayat 70 Allah Swt., berfirman yang artinya,
"Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkat mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan." (QS. Al-Israa' : 70).
Dari ayat tersebut dapat dikatakan bahwa akal merupakan kelebihan yang diberikan Allah SWT kepada manusia dan sekaligus menjadi faktor pembeda antara manusia dengan makhluk lainnya. Karena itu, Allah SWT mendorong manusia agar bersedia menggunakan akalnya untuk berpikir.
Surat An-Nahl ayat 12 yang artinya,
"Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. Dan bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berakal." (QS. An-Nahl : 12).
Agar akal dapat memiliki fungsi yang maksimal maka diperlukan pemandu atau pembimbing. Dalam Islam, yang menjadi pemandu atau pembimbing akal adalah Al Qur'an dan as-Sunnah. Tanpa adanya bimbingan dari Al Qur'an dan as-Sunnah, maka akal menjadi tidak berfungsi.
Di Islam segala sesuatu itu diatur. Tidak hanya tentang ibadah tentang makan, buang air semuanya ada tuntunannya dan ada contohnya. Bagaimana Rasulullah bercanda dengan para sahabatnya, beliau juga contohkan.
Jika cara bercandanya seperti itu, maka apa panduan Yang dipakainya?
Ah entahlah, kadang kala derajat sosial, kedudukan di mata masyarakat, jabatan yang diembannya atau apalah yang disandangnya membuat dia menjadi buta. Dengan mudahnya merendahkan orang lain. Tidak sadar bahwa sedang direndahkan oleh Allah Swt.

Catatan Pinggir Waktu
Ahdati

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun