Mohon tunggu...
Ahdati Warman
Ahdati Warman Mohon Tunggu... Guru - Guru

Tidak muluk muluk. Hanya pribadi sederhana yang kadang takut untuk bertemu dan berbincang dengan orang lain. Namun jika sudah bertemu dan merasa cocok dengan orang lain, akan memiliki cerita berbeda. Tidak suka mencari masalah, selalu menghindari masalah. Ingat berbuat sebaik-baiknya walau kadang tidak mampu karena kondisinya tidak memungkinkan. Terlalu pesimistis untuk menjalani atau melakukan sesuatu termasuk untuk menyampaikan gagasan. Selalu berada dalam posisi wait and see. Sangat suka menuangkan gagasan dalam bentuk tulisan, seperti opini, cerpen, pentigraf ataupun puisi. Hobi ini sudah ada dalam nadi saat beru lahir. Tidak terlalu muluk-muluk untuk menjalani hidup, mengalir dan biarkan saja seperti itu adanya. Itulah kelemahan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Di Pelipis Waktu

13 Juli 2024   11:42 Diperbarui: 13 Juli 2024   11:44 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di Pelipis Waktu

Tersengat jiwa
Saat denting berirama sumbang menjambak
Seberapa hebat sengatan yang menggigit
Hingga jantung pun enggan meneruskan detak
Tapi ini masih waktuku,
Diantara kejut yang memeluk
Ku hamparkan sebaris doa
Agar senyuman masih hangat diraih,
dan memberi energi.

Ingin ku tanyakan kabar pada waktu
Tapi, aku takut pelipisnya akan tergenang
Biarkan embun pagi yang memberi tanda akan esok dengan kelembutannya

Aku tahu ombak tidak akan berpaling saat dia menghembas karang dan aku yang terbuyarkan.

@W
120724

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun