[caption id="attachment_356878" align="aligncenter" width="300" caption="resensi film"][/caption]
RESENSI FILM MARY AND MAX (2009)
ahda jaudah/komunikasipenyiaranislam semester 2/NIM:1144020008/UIN Sunan Gunung Djati Bandung
A.Judul Film : Mary and Max (2009)
B.Genre : Drama
C.Sutradara : Adam Elliot
D.Produser : Melanie Coombs
E.Penulis Skenario : Adam Elliot
F.Pemain : Toni Colleta, Philip Seymour Hoffman, Eric Bana, Barry Humphries
G.Studio produksi : Melodrama Pictures
H.Distributor : Icon Entertaiment International
I.Bahasa : Inggris
J.Negara : Australia
K.Durasi : 80 menit
L.Tahun rilis : 9 April 2009 (Amerika)
M.Pemeran Utama :
·Toni Colleta sebagai pengisi suara Mary Daisy Dinkle
·Philip Seymour Hoffman sebagai pengisi suara Max Jerry Horovitz
·Eric Bana sebagai pengisi suara Damien
isi resensi film
A.Tema : persahabatan
B.Amanat : Jarak yang jauh bukan berarti kita tidak berkomunikasi dan perbedaan usia bukanlah hal yang tidak masuk akal untuk sebuah persahabatan walaupun berbeda dalam hal sosial, umur, tempat dan masalah masing-masing. Perbedaan membuat kehidupan ini penuh makna. Pertemanan yang tulus tanpa memandang usia, jenis kelamin, budaya dan lain sebagainya. Sometimes perfect strangers make the best friends. Pertemanan itu bisa terjalin karena beberapa hal. Selain persamaan, pertemanan juga bisa terjalin karena adanya kepercayaan yang merupakan wujud dari rasa saling mengasihi. Namun, sebelum kita mengasihi orang lain, ada baiknya LOVE YOURSELF FIRST.
C.Alur : kisah persahabatan pena antara dua orang yang berbeda: Mary , anak perempuan berusia 8 tahun di Melbourne, Australia dan Max,pria gendut berusia setengah baya di New York,AS.
D.Perwatakan
Mary : banyak hal yang ingin dia tahu dengan pertanyaan polosnya dan mempunyai tompel di keningnya, mudah menangkap reaksi dengan cepat, tidak punya banyak teman, serta punya tujuan setiap hidupnya.
Max : penuh pengalaman yang kelam, mudah gelisah, pemikir yang logis, tidak punya banyak teman dan pengidap asperger syndrome.
Daiman : sosok lelaki yang sempurna di mata Mary, terlalu baik sehingga meninggalkan mary dengan anak yang masih kecil, dan egois.
Vera : seorang ibu yang hanya mementingkan dirinya sendiri, hidupnya kelam apalagi saat meninggal suaminya.
E.Konflik :
Max belum membalas surat kepada Mary karena saat membaca suratnya membawa ia kepada masa lalunya yang kelam.
Max digoda oleh seorang seorang wanita pada saat masuk kelas.
Kedua orangtua Marry meninggal dunia
Damien, suaminya meninggalkan dan lebih memilih sahabat penanya di lading pertanian.
Max marah besar saat Mary menjadikan Max sebagai bahan tesisnya karena ia merasa dimanfaatkan oleh sahabatnya yang selama ini ia percaya.
F.Sinopsi film
persahabatan biasanya terjalin karena memiliki kesamaan antara satu-sama lain, entah itu hobi ataupun tujuan.begitu juga dengan mary dan max kesamaannya dalam menjalani hidup ini dengan penuh kesepian membuat mereka menjadi sahabat, namun sayangnnya persahabatan mereka terhalang oleh batas negara, hanya suratlah yang menjadi media mereka berkomunikasi selama ini.
bukannnya hanya jarak tetapi umur yang terpaut jauh juga adalah keunikan dari persahabatan mereka, tapi walaupun rentang umur yang begitu jauh, komunikasi mereka tetap terjalin dengan baik karena kepolosan dari kedua sahabat ini.
Bersetting tahun 1976 di sebuah kota kecil Melbourne,Australia. Hiduplah seorang gadis lugu Mary Daisy Dinkle bocah berusai 8 tahun ini hidup didalam keluarga yang kurang harmonis, ayahnya yang seorang buruh pabrik teh memiliki kebiasaan aneh membuat dia tidak pernah bermain dengan ayahnya, belum lagi ibunya yang hidup kacau karena seorang pecandu minuman keras dan roko.
sedangkan Max adalah pria berusia 44 tahun pengidap Asperger Syndrome, yang membuat dirinya sulit berkomunikasi dengan orang lain hingga ia harus tersingkir dari hubungan sosial. Max hidup disebuah apartemen kecil di New York, hidup dengan hewan-hewan peliharaannnya yang menyedihkan.
Mary pun dengan senang hati menulis tentang dirinya kepada Max. “Tuan Max Horowitz yang baik. Namaku Mary Daisy Dinkle. Umurku delapan tahun tiga bulan sembilan hari. Warna favoritku coklat, kesukaanku susu kental manis dan coklat. Aku punya seekor ayam bernama Ethel, dia tidak bisa bertelur namun suatu hari nanti dia pasti bertelur. Ibuku perokok dan peminum, dia suku cricket. Dan ayahku menghabiskan waktunya di pondok sambil bermain-main dengan burung mati. Di Amerika, bayi muncul dari mana yah? Apakah mereka berasal dari kaleng minum colakah? Di Australia mereka timbul dari dalam gelas bir. Kumohon Tuan dapat membalas surat ini dan menjadi temanku.” Begitulah surat pertama Mary yang ia kirim ke Max, dan si Max pun membalas surat Mary. Sempat berpikir panjang ketika harus menjawab dan membalas surat dari anak kecil berumur 8 tahun.
Surat balasan untuk Mary pun sampai ke rumah gadis kecil ini, Mary menyimak dan meresapi makna isi surat yang sudah dinantinya. “Bayi tidak keluar dari kaleng minuman, tapi aku teringat ucapan ibuku saat aku berumur 4 tahun. Bayi berasal dari telur yang dierami oleh para Rabi jika kamu Yahudi, para Suster jika kamu Nasrani, dan para Pelacur jika kamu Ateis”. Begitu tajam dan lugas kata-kata Max menjawab pertanyaan bocah polos.
Saling membalas surat pun terus berlanjut, walaupun ibu Mary sempat melarangnya berteman dengan orang aneh seperti Max. Dua puluh tahun persahabatan mengalir. Setiap lontaran surat yang dikirim Mary ternyata mempengaruhi kondisi psikis Max yang notabennya mengidap Sindrom Asperger.
problem hidup yang dialami keduanya semakin mempererat persahabatan mereka, hari-hari yang mereka jalani semakin terasa berat dengan masalah hidup yang harus dihadapi, Mary yang harus tumbuh menjadi dewasa dan harus menghadapi problem-problem yang harus dihadapai orang dewasa, dan Max dengan penyakitnya yang semakin memburuk.
namun hubungan diantaranya sempat tertunda karena Max mengalami banyak masalah dalam hidupnya,sehingga ia tidak bisa membalas surat Mary. perlahan dia mulai melupakan Mary apalagi setelah ia memenangkan lotre yang membuatnya bisa membeli persedian coklat seumur hidup. namun ternyata Max sadar semenjak kemuculan Mary dalam hidupnya,anak perempuan itu membuat dirinya berubah, hingga akhirnya ia mengerti arti dari persahabatan, dan mulai menulis surat lagi untuk Mary.
kini keduanya telah berhasil melewati rintangan hidupnya masing-masing, max mulai menata hidupnya secara perlahan untuk merasakan hidup normal. Mary telah menikah dengan pemuda tetangganya yang selama ini ia taksir, dia berhasil dalam pendidikan di Universitas. namun masalah kembali muncul saat Mary menjadikan Max sebagai bahan tesisnya, Max marah besar karena ia merasa dimanfaatkan oleh sahabatnya yang selama ini ia percaya. Max adalah sosok yang sangat dikaguminya. Bagi Mary, Max adalah teman yang teramat teristimewa di hatinya. Ketika ia beranjak dewasa berbagai cobaan hidup menghampirinya, saat orang tuanya meninggal dunia, di saat suaminya pergi dan memilih menikah lagi. Satu-satunya orang yang begitu peduli dengan derita hatinya hanyalah Max. Diakhir film, Mary menepati janjinya untuk mengunjungi Max, Amerika Serikat. Namun sayang, Max telah tiada saat Mary berada di samping Max, hanya benda-benda kenangan dua puluh tahun persahabatan menghiasi kamar Max.
Simpulan
Adam Eliot menggambarkan 2 sisi yang berbeda namun dalam satu cerita, Mary menggambarkan dunia anak-anak yang penuh warna dan ceria namun bukan dunia anak yang pada normalnya,sedangkan kota New York digambarkan hitam-putih mungkin digambarkan sebagai kota mati, karena moderenisasi telah menggerus jiwa dari kota tersebut yang berubah menjadi mengerikan.
sebenarnya cerita dalam film ini bisa dibilang tragis dan mengerikan namun dengan pandainya Adam Eliot merubah cerita tersebut dengan scene konyol sehingga membuat kita bingung disatu sisi lucu namun bila kita resapi lagi ternyata itu memilukan.
Dengan memasukan isu-isu lingkungan didalamnya membuat film ini semakin berisi,seperti kepedulian sosial dan masalah lingkungan.apalagi max yang digambarkan seorang atheis membuat karakternya semakin unik dengan joke-joke yang ia lontarkan seperti "aku tidak akan mendapatkan coklat disurga karena aku seorang atheis".
apalagi saat max berkata " aku seorang atheis tapi aku suka mengenakan penutup kepala, karena itu membaut otaku tetap hangat." itu lelucon yang sangat lucu namun juga bermakna tetap berjalan dijalur stop motion dengan terus membawa ciri khasnya.
well, mary & max mungkin film animasi tapi karena muatan didalamnya yang berisi scene-scene cukup disturbing dan dialog-dialog satir dan kotor mungkin sebaiknya ini untuk konsumsi orang dewasa saja. film yang mengajarkan persahabatan, kehidupan, dan kepedulian,sangat brilian untuk sekelas film stop motion.
Filmnya sendiri mengangkat masalah yang cukup berat seperti depresi, bunuh diri, kesepian hingga perasaan cemas. Itulah mengapa film ini sangat tidak cocok untuk dikonsumsi oleh anak - anak, bahkan untuk ukuran remaja pun Mary & Max masih tergolong berat. Adam sering memakai simbol dalam filmnya ini terutama dalam menggambarkan kehidupan kedua tokoh utama, semisal New York City yang selalu terlihat suram mencerminkan kehidupan Max yang kesepian. Mary & Max bukanlah tipikal film yang bisa dinikmati dengan santai sambil menyantap snack, film ini membutuhkan pemikiran yang mendalam karena penonton diajak untuk merenungi arti dari kehidupan dan memahami apa yang terjadi terhadap Mary dan Max.
Kelebihan
üFilm yang indah,
ükisah persahabatan yang indah,
ü alur cerita yang indah,
üdesain kartun yang indah.
üKeindahan film ini merebut berbagai penghargaan terbaik.
ümenyemaikan makna kisah persahabatan sejati.
üPersepsi tentang kehidupan sosial dan lingkungan
üScene joke yang cukup lucu dan memilukan
Kekurangan
üDialog yang satir dan kotor
üTidak begitu baik untuk ditonton oleh anak-anak
üUntuk remaja pun tergolong berat
üMenonton filmnya tidak santai karena banyak merenungi arti kehidupan bagi penonton.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H