Desiran malam sebagai ombak dalam mengarungi kesunyian
Matamu yang terkatup-katup lengah lama berpijar
Melengkapi malam pekat semakin buram
Arsiran harapan di atas kertas kehidupan
Hanyalah tumpukan sampah berlalu tanpa makna
Menyisakan sesal yang meranting di bawah matahari
Hingga rahim malampun mandul melahirkan embun pagi segar,
Serta kicauan burung hijau dalam hati
Kutata ayat-ayat suci
Melawan sunyi yang bersemayam dalam hati
Lalu tumbang diterpa angin berbatu liar
Dengan kepulan asap yang mengkabut di lorong-lorong waktu
Tersisa sayat sembilu
Ah, sial
Katamu yang membusa di lautan waktu
Digilas ombak tak menentu.
(05.10.2017 M)
Tertulis di majalah Sidogiri Media
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H