Mohon tunggu...
Muntaha
Muntaha Mohon Tunggu... Konsultan - content creator (@belajarasik) - belajar jadi penulis kapitalis - Mancity Depok fanbase - PMO - Freelancer - Video editor

"Lakukan apa yang kamu yakini"

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Angkot, KRL dan Ojol

27 Agustus 2019   10:30 Diperbarui: 27 Agustus 2019   11:22 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bau asap rokok sang sopir yang masih mengebul dan juga pengamen yang menjajakan suaranya. Kadang kasihan kalo lihat sopir angkot harus setor recehan ke beberapa preman yang mangkal di sekitaran stasiun. Ups


Kereta KRL
Apa yang kamu pikirkan tentang KRL? Yap, desakan penumpang. KRL memang menjadi salah satu transportasi umum yang membelah kawasan Jabodetabek. Selain cepat, tarifnya juga sangat murah. Rute terjauh dari Bogor ke Jakarta tidak lebih dari 5rb. Pun, dapat ditempuh kurleb 60 menit.

Dibalik itu semua, perjuangan melelahkan dan segala resiko harus tetap diambil. Pada jam-jam sibuk. Penumpang harus berebut masuk ke gerbong. 

Bila sedang tidak beruntung, penumpang harus siap tergencet sana-sini. Ah mengerikan. Belum lagi kalo ada penumpang yang ngotot dan resek yang memaksa masuk walaupun sudah sangat sesak.

Siksaan lainnya terkadang kamu harus siap mencium aroma badan tidak sedap dari penumpang lain (Jangan dibayangkan). Resiko bagi perempuan terkadang harus menghadapi pelecehan seksual, seperti sentuhan dan lainnya. Meskipun sudah disediakan gerbong khusus wanita, nyatanya belum mencukupi kuota yang ada.

Mengenai kursi prioritas? Rasanya semua orang juga tau, penumpang yang sudah dapat tempat duduk akan berpura-pura tidur agar tidak diberikan cuma-cuma. Saya maklum, betapapun penumpang tentu merasa kelelahan setelah seharian beraktifitas di tempat kerja.

Kemacetan di perlintasan KRL (Dokpri)
Kemacetan di perlintasan KRL (Dokpri)
Bus TJ
Opsi selanjutnya adalah busway. Meskipun saya bisa menjadi pilihan, selama ini saya belum pernah menggunakannya. Alasan saya karena busway akan terkena macet sehingga waktu tempuh akan lama. 

Bahkan akan lebih lama dari Motor karena berebut jalan dengan mobil dan kendaraan lain. Selain itu, rute yang digunakan masih jauh dari tempat kerja. Mungkin suatu hari, saya akan mencobanya.

Dari semua opsi kendaraan yang ada, saya paling sering menggunakan kereta dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Nikmat dan sengsara adalah rasa. Bagaimana saya menjalani, begitulah saya menikmatinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun