Mohon tunggu...
Ali Al Harkan
Ali Al Harkan Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa, aktualisasi, mengejar impian besar. | www.batiksastra.blogspot.com | | www.facebook.com/aharkan | | www.twitter.com/@aharkan |

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Surat yang Tersimpan

4 Februari 2012   18:30 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:03 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sir, sudah lama saya ingin menulis surat ini kepada Anda. Bukan karena apa, saya hanya ingin agar Anda mengerti apa yang selalu membuat saya berpikir tentang saya dan Anda. Yang ingin saya sampaikan kepada Anda adalah gabungan dari semua perasaan saya kepada Anda. Rasa itu adalah rasa terima kasih saya, rasa hormat saya, bangga, semangat, tantangan, dan keinginan saya untuk memohon maaf kepada Anda.


Saya tahu sejak saya mendengar kata-kata Anda ketika saya mengikuti Masa Orientasi Siswa Baru di tahun pelajaran awal saya 2009. Jika kata-kata itu diungkapkan dalam ukuran satuan, sesungguhnya waktu itu saya mendengarkan detil setiap milikata apa yang Anda ucapkan. Sejak saat itu pula rasa kagum saya pada Anda ada dan tidak pernah luntur, Sir. Begitu juga selanjutnya, ketika saya menjadi salah satu keluarga besar Mitreka Satata yang Anda banggakan, saya mendengar setiap kata-kata Anda lagi di beberapa kesempatan yang datang, PCC Inauguration, Tamu Menteri, bahkan amanat upacara Anda sebagai Pembina saya catat sebagi bukti saya sangat menghormati Anda.


Dalam setiap kesempatan tersebut, saya berusaha jeli menangkap apa yang Anda sampaikan. Kata-kata Anda selalu dapat mengetarkan hati saya, Sir. Saya selalu merinding mendengar setiap motivasi-motivasi yang Anda sampaikan. Anda selalu menyampaikan harapan-harapan di sana, pada apa yang Anda sampaikan, dan membuat saya memiliki rasa ‘tertantang’ untuk mewujudkannya. Anda mengisahkan tentang murid-murid Anda yang telah Anda didik sebelum saya, betapa luar biasanya mereka, betapa Anda bangga atas mereka, betapa mereka tidak memiliki kata ‘mengecewakan’ bagi Anda. Sungguh, saya ingin seperti mereka, Sir. Saya tidak ingin mengecewakan Anda, saya ingin menjadi salah satu didikan Anda yang dapat engkau banggakan. Saya menginginkan itu, Sir, dan saya berusaha mewujudkannya!


Dan ketika Anda memberikan pertanyaan kepada kami, apakah kami juga akan dan mau berjanji untuk menjadi seperti orang-orang yang Anda ceritakan, ingin sekali saya menjawab, "Yes!" Dan Anda kembali bertanya dengan penuh semangat Anda, "Yes what?" Saya akan membalasnya dengan seluruh semangat yang saya miliki, "Sir! Yes, Sir!"

Saya bangga menjadi keluarga Anda sebagai Mitreka Satata sebagaimana Anda mengungkapkan kebanggaan itu pada saya. Di sanalah saya nyatakan keinginan saya untuk tidak akan mengecewakan Anda sebagai salah satu anak didik Anda, Sir. Saya ingin kembali membuat Anda bangga seperti Anda membanggakan putra-putri Anda sebelumnya. Saya berjanji, saya akan mewujudkannya, Sir.


Itu adalah tantangan yang saya terima dari Anda, Sir. Tantangan itu berupa motivasi-motivasi yang menggetarkan diri saya ketika Anda menyampaikan setiap detik kata-kata itu dengan bergelora kepada saya. Saya memandang Anda sebagai guru yang sangat langka dari guru-guru yang lain, Anda hanya satu dari sejuta, Sir. Saya tahu itu, namun saya ingin menyampaikan perasaan bersalah saya kepada Anda, saya ingin memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada Anda.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun