Mohon tunggu...
Ali Al Harkan
Ali Al Harkan Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa, aktualisasi, mengejar impian besar. | www.batiksastra.blogspot.com | | www.facebook.com/aharkan | | www.twitter.com/@aharkan |

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kebangkitan Bangsa II

5 Februari 2012   00:15 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:03 1595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernahkah kita membayangkan untuk mengulang sejarah? TahukahAnda bahwa saat ini kita tengah memerlukan kembali Kebangkitan Nasional? Untuk itu marilah kita sejenak melihat sejarah bangsa. Mengenang sejarah tidaklah sesempit memahami gurauan. Namun mempelajari sejarah adalah jauh lebih mendalam daripada kita memahami realitas saat ini. Karena sejarah adalah salah satu dari bagian bangunan waktu, yang darinya kita dapat berdiri saat ini dan mendirikan serangkaian peristiwa baru yang lain. Sejarahlah yang menjadi pondasi waktu, karena sejarahlah kita ada saat ini. Dan tidak hanya kita, bahkaan bangsa kita serta dunia sekalipun adalah dibangun oleh sejarah-sejarah luar biasa umat manusia. Jika kita mulai berbicara tentang sejarah bangsa Indonesia, tentulah akan sangan banyak dan beragam. Namun salah satu dari sekian banyak sejarah bangsa kita, yang paling monumental adalah sejarah perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia sendiri yang diawali oleh peristiwa Kebangkitan Bangsa. Dan di sini sekarang saya hendak menyampaikan pidato mengenai Kebangkitan Bangsa 2.

Masa penjajahan di Indonesia merupakan waktu-waktu yang tidak akan pernah terlupakan oleh bangsa Indonesia, karena pada masa itulah bangsa ini mengalami masa-masa pahit menjadi bawahan negara lain. Kita tahu bahwa Negara ini telah mulai dijajah Negara lain sejak abad ke-16, ketika Indonesia bahkan masih berupa satuan negara-negara tradisional berupa kerajaan yang masih bersifat kedaerahan. Oleh karena itulah, pada masa itu sesuatu yang paling diharapkan oleh bangsa Indonesia adalah kemerdekaan. Namun sayang perjuangan mereka masih bersifat kedaerahan. Barulah setelah tiga abad lebih kita terjajah, pada awal abad ke-20 mulai timbul kesadaran perjuangan kemerdekaan yang lebih revolusioner, yaitu kesadaran berorganisasi. Pada masa itu mulailah berdiri organisasi-organisasi yang menjadi cikal bakal persatuan berskala nasional yang kelak merintis kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Karena bangsa Indonesia terus tidak ingin berdiam diri dalam mewujudkan kemerdekaan bangsa, pada tahun 1908 mulailah perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajah mengalami kemajuan dari masa-masa sebelumnya. Pada masa ini ditandai dengan lahirnya berbagai organisasi yang dipimpin oleh cendekiawan hasil pendidikan barat. Tokoh-tokoh ini manyadari bahwa perjuangan melepaskan bangsa dari penajajahan memerlukan persatuan seluruh rakyat. Sejak saat itulah mulai pergerakan nasional yang lebih dikenal dengan kebangkitan nasional. Faktor dari luar negeri pun banyak yang menjadi motivasi bangsa untuk memperjuangkan kebangkitan nasional yaitu terutama kebangkitan bangsa-bangsa Timur. Beberapa di antaranya adalah kemenangan Jepang atas Rusia tahun 1905, revolusi Turki yang dipimpin oleh Kemal Attaturk tahun 1908, pembentukan Republik Cina oleh DR. Sun Yat Sen tahun 1911, dan gerakan kemerdekaan India yang dipimpin oleh Mahatma Gandhi. Kemudian berbekal semangat dan motivasi baik dari dalam maupu luar negeri itulah bangsa Indonesia memulai kebangkitan nasionalnya sehingga lahir berbagai organisasi perjuangan berskala nasional yang bervisi satu yaitu kemerdekaan Indonesia. Organisasi-organisasi tersebut selain Budi Utomo sebagai perintis antara lain Sarekat Islam, Indische Partij, Perhimpunan Indonesia, Partai Nasional Indonesia, Partai Indonesia, Gerakan Rakyat Indonesia, Partai Indonesia Raya dan partai-partai lain yang sama-sama berperjuangan satu demi Indonesia. Segala sesuatu pastilah memiliki ilmu untuk dipetik dari padanya, begitu pula sejarah. Apalagi itu adalah sejarah bangsa yang tidak hanya menyangkut diri kita, namun juga seluruh bangsa kita. Pelajaran apa yang dapat kita ambil dari perjuangan kemerdekaan masa kebangkitan nasional, pastilah sangat banyak dan beragam tergantung bagimana kita memandangnya. Dan saya mengambil setidaknya tiga pelajaran penting dari sejarah kebangkitan nasional ini. Yang pertama adalah bahwa apabila kita menginginkan satu cita-cita bersama, kita tidak bias meraihnya dengan hanya sekelompok orang atau bahkan sendirian. Namun yang kita perlukan adalah persatuan seluruh kekuatan manusia yang ada guna menuju pencapaian tujuan bersama tersebut. Seperti perlawanan yang dilakukan bangsa Indonesia ini dulu, ketika kedaerahan membawa kegagalan, maka jawabannya adalah persatuan yang membawa keberhasilan. Kedua, persatuan tidak akan terwujud begitu saja. Persatuan tidak bermakna hanya sekedar berkumpulnya beberapa atau banyak orang, namun persatuan adalah lebih kepada tersinergikannya suatu kelompok kekuatan secara rapi. Hal tersebut disebut terkoordinasi secara baik. Dalam realitasnya, koordinasi tersebut terwujud dalam wadah perjuangan masyarakat berupa organisasi. Jadi jika kita hendak bertindak pada arah cita-cita, kita harus berorganisasi. Organisasi pun tidak bermakna hanya sekedar organisasi yang merupakan wadah bagi beberapa orang yang bervisi sama, namun juga berarti kepada setiap pribadi setiap orang. Karena organisasi adalah berarti senantiasa mengorganisir segala sesuatu secara rapi dan teratur, memiliku rencana-rencana dan strategi yang jelas untuk melangkah pada suatu tujuan. Tanpa adanya suatu organisasi yang baik, langkah kita dalam mencapai suatu cita-cita adalah sulit. Seperti tujuan kemerdekaan Indonesia ini dulu, bangsa Indonesia telah menyusun rencananya dalam wadah-wadah organisasi yang rapi berupa partai-partai nasional sehingga pada akhirnya tercapailah mimpi proklamasi kemerdekaan Indonesia. Tanpa wujud organisasi tersebut, perjuangan Indonesia akan tetap bersifat kedaerahan. Kemudian yang ketiga adalah kemauan yang membawa perwujudan. Keinginan yang tinggi bangsa Indonesia untuk merdeka, sesungguhnya bukanlah sekedar hanya keinginan , namun senantiasa diwujudkan dalam perjuangan-perjuangan nyata. Oleh karena itu, dalam mewujudkan suatu impian, kita harus mau bertindak. Segera. Karena mimpi tanpa tindakan hanyalah akan berupa mimpi dalam pikiran kita. Jika kita ingin melihatnya sebagai kenyataan maka kita harus membangunnya. Setelah kita mengetahui sekilas sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia dalam pada masa kebangkitan nasional, dan mendapat memetik sedikit hikmah dan pelajaran darinya, maka sekarang marilah kita menganalisa kondisi bangsa ini. Apakaha kita sudah puas dengan label merdeka hasil kerja juang para pendahulu kita? Apakah kita telah merasa bahwa kemerdekaan ini sudah sempurna? Apakah kita tidak tergerak untuk berjuang demi bangsa ini seperti para pendahulu kita dulu? Atau apakah kita memandang bahwa bangsa Indonesia ini telah merdeka sepenuhnya tanpa ada bentuk-bentuk penjajahan lain? Sesungguhnya tentulah tidak! Sejak diproklamirkannya kemerdekaan Indoensia apada 17 Agustus 1945, perjuangan bangsa Indoenesia tidak berhenti di situ saja. Indonesia terus mengalami penyerangan-penyerangan dari para penjajah yang tidak rela Indonesia merdeka. Mulai dari perjuangan di medan tempur yang memberikan kita kenangan peristiwa 10 November 1945 di Surabaya, pertempuran Ambarawa, Bandung Lautan Api, pertempuran Medan Area, kemudian usaha perdamaian dengan Belanda yang berbuntut Perjanjian Linggarjat, Agresi Militer Belanda I, Perjanjian Renville, Agresi Militer Belanda II, hingga usaha-usaha diplomasi terhadap kedaulatan Republik Indonesia di mana dilakukan Perjanjian Rum-Royen, Konferensi Meja Bundar, pembebasan Irian Barat, gerakan 30 September/ PKI, dan pengakuan kedaulatan akhirnya dimiliki Indonesia. Semua itu adalah tuntutan yang mengharuskan Indonesia untuk terus berjuang tanpa kenal istirahat. Itulah sebabnya kita tidak boleh memandang Indonesia ini telah merdeka sepenuhnya. Bahkan untuk saat ini saudara-saudara, serangan-serangan terhadap Indonesia tidak pernah berhenti. Kita salah jika menganggap serangan terhadap Indonesia hanyalah berupa intervensi dari negara asing, karena sesungguhnya problem yang lebih berbahaya untuk meruntuhkan stabilitas negara adalah serangan dari internal negara itu sendiri, meskipun kita tetap tidak boleh mengalihkan kewaspadaan dari negara luar. Dewasa ini Indoneisia tidak lagi menuntut rakyatnya untuk turut berjuanga di pertempuranpertempuran melawan serangan penjajah secara fisik. Namun saat ini yang lebih dibutuhkan Indoensia adalah semangat juang dan tindakan rakyatnya berupa semangat nasionalisme untuk pembangunan negeri. Indonesia membutuhkan orang-orang yang mau membangun dan mengharumkan nama bangsa. Namun pada kenyataannya Indonesia saat ini tengah dilanda krisis nasionalisme itu sendiri, di mana rakyatnya rendah dalam memaknai dan manghayati prinsip nasionalisme. Dan yang lebih parah, Indonesia tengah mangalami masalah-masalah internal negeri yang tak kunjung pulih. Mulai dari kasus korupsi yang tak terhitung banyaknya, angka pendidikan dan kemiskinan yang rendah, moralitas remaja, hingga masalah dalam pemerintahan Indonesia sendiri. Semua itu adalah serangan terhadap berdiri tegaknya Indonesia. Kita bahkan belum siap untuk maju bersaing dengan negara lain jika kita bergulat dengan masalah pribadi saja belum mampu. Pertama yang dibutuhkan Indonesia adalah manusianya yang berloyalitas tinggi dan didukung dengan sumber daya manusia yang berkualitas. Jika demikian, Indonesia bias mengharapkan pembangunan negeri dan bahkan persaingan dunia. Untuk itulah di sini saya menyemangati Anda semua untuk melakukan Kebangkitan Nasional 2. Mengapa saya menyebut Kebangkitan Nasional 2, adalah karena saya ingin kita meniru semangat bangsa ini yang telah pernah diteladankan kepada kita sebagai langkah awal dalam meraih kemerdekaan, yaitu semangat Kebangkitan Nasional. Dalam masa ini, semangat nasionalisme mari itu kita wujudkan dalam menata diri kita menjadi pribadi-pribadi unggul yang berkualitas guna mengunggulkan bangsa ini. Kita wujudkan semangat perjuangan para pahlawan kita dalam membangun negeri. Jika dahulu impian bangsa adalah kemerdekaan, maka sekarang saatnya kita memimpikan untuk melihat Indonesia sebagai negara unggul, mampu berkompetisi dengan dunia, dan memiliki sumber daya manusia yang berkualitas dan senantiasa menjunjung rasa cinta tanah air. Kita mampu jika kita berusaha bersama. Kita wujudkan dari hal-hal sederhana dalam diri kita, kemudian saling mengajak kepada orang lain untuk turut serta, dan bersama kita berjuang untuk Indonesia. Sebagai seorang pelajar misalnya, ia dapat berpartisipasi dalam pembangunan dengan belajar secara baik dan berprestasi, sehingga di masa mendatang ia dapat mewujudkan impian bangsa sebagai manusia bangsa yang berkualitas tinggi untuk membangun negerinya menjadi negara maju. Semoga kita senantiasa menjadi manusia-manusia yang mampu memberikan sumbangsih kepada pambangunan bangsa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun