"Amma bakdu, sesungguhnya siapa yang sering mengingat mati, niscaya ia rela dengan sedikit kenikmatan dunia." (Siyar A'lam An-Nubala)
Ya, siapa yang sadar bahwa kematian selalu mengintai, niscaya ia tidak menjadi sosok yang rakus harta.
Siapa yang sadar bahwa hidup di dunia adalah sementara, niscaya ia merasa puas dengan sedikit kenikmatan dunia.
Ia tidak bangga dengan kekayaan yang ia miliki. Ia tidak besar hati karena jabatan yang ia tempati.
Ia tidak bersedih karena sesuatu yang tidak ia miliki. Dan ia tidak berduka karena sesuatu yang tidak ia punya.
Imam Al-Hasan Al-Bashri menggambarkan sifat para sahabat Nabi :
"Aku mendapati suatu kaum yang tidak bergembira karena mendapatkan sesuatu dari dunia dan tidak bersedih karena dunia yang luput dari mereka." (Az-Zuhd)
Karena itu, pecinta akhirat akan selalu merasa kaya, walaupun sedikit hartanya. Sedangkan pecinta dunia, akan selalu merasa miskin, walaupun banyak hartanya.
Nabi bersabda:
"Siapa yang menjadikan dunia sebagai ambisinya, maka Allah akan menceraiberaikan urusannya, dan Allah akan menjadikan kemiskinan di depan matanya. Tidaklah ia mendapatkan dunia kecuali apa yang telah ditetapkan baginya.
Dan siapa yang menjadikan akhirat sebagai niatnya, maka Allah akan menyatukan urusannya dan memberikan kekayaan di hatinya. Dan dunia akan datang kepadanya dalam keadaan terpaksa." (HR. Ibnu Majah)