Melanjutkan tulisan sebelumnya.
.
"Kami ingin memberi nasehat kepada orang-orang yang ada di diskotik. "
Tercenganglah pemilik diskotik itu. Ia memerhatikan mereka dengan seksama lalu menolak permintaan mereka. Namun, mereka melobinya agar bisa mengizinkan mereka, sampai-sampai mereka membayar kepadanya sejumlah uang yang sama dengan pemasukannya dari diskotik itu, dengan syarat mengizinkan mereka duduk memberikan nasehat.
Akhirnya setujulah pemilik diskotik, dan meminta mereka agar hadir keesokan harinya tatkala awal pertunjukan.
Pemuda itu berkata, "Tatkala esok harinya aku ada di diskotik. Mulailah tarian dari salah seorang gadis. Setelah selesai, diturunkanlah tirai. Kemudian disingkap lagi tirai tersebut, ternyata sudah ada orang tua tadi sedang duduk dengan tenang. Ia memulai dengan mengucapkan basmallah, memuji Allah dan mengucapkan salawat untuk Rasulullah.
Lalu ia mulai menasehati orang-orang yang ketika itu sedang tercengang dan keheranan. Mereka mengira kalau yang mereka lihat adalah bagian dari lawak. Padahal, itu permulaan yang serius.
Tatkala mereka sadar bahwa yang ada di hadapan mereka adalah seorang tua yang menasehati mereka, maka mereka pun mengejeknya dan mengeraskan suara tawa dan ejekan mereka, sedangkan orang tua itu tidak peduli dengan semua itu dan terus melanjutkan memberi nasehat dan pelajaran, sampai ada seseorang yang hadir di situ berdiri lalu memerintahkan mereka untuk diam supaya bisa mendengar apa yang dikatakan orang tua itu.
Suasana tenang mulai menyelimuti seluruh ruang diskotik sampai kami tidak mendengar kecuali suara orang tua itu. Ia mengucapkan perkataan yang tidak pernah kami dengar sebelumnya. Ia membacakan kepada kami ayat-ayat Al-Quran, hadis-hadis Nabi, dan kisah-kisah taubat beberapa orang saleh.