Sampah menjadi permasalahan yang tiada habisnya, termasuk di berbagai daerah di Indonesia. Rasanya belum juga ditemukan solusi paling efektif, bagaimana agar permasalahan sampah ini benar-benar tuntas. Mengurangi sampah kantong plastik dengan menggunakan totebag? yang ada malah totebag atau tas kain tersebut yang menumpuk di rumah. Menyediakan lebih banyak lagi tempat sampah di area publik? Percuma saja kalau tidak ada kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya. Iya, kita berbicara tidak membuang sampah sembarangan saja dulu, tidak perlu ke tahap memilah jenis sampahnya. Singkatnya begitu, muncul kembali masalah demi masalah baru.
Benar, masalah sampah adalah masalah kita semua. Tidak bisa melulu berpangku tangan pada aktivis lingkungan, petugas kebersihan, atau yang lainnya. Membahas sampah, berarti membahas keterlibatan multi-pihak. Edukasi yang tepat pada seluruh masyarakat, menjadikan kesadaran akan terciptanya lingkungan yang bersih-bebas sampah tersebut kian kuat. Inilah yang rupanya telah dan sedang dilakukan oleh Siti Salamah, seorang perempuan asal Tangerang Selatan, sejak pertengahan tahun 2019 lalu.
Sistem Pengelolaan Sampah Terintegrasi Berbasis Teknologi dengan Melibatkan Multi-Pihak
Adalah Waste Solution Hub, program yang digagas oleh perempuan usia 35 tahun tersebut. Gagasan ini berupa kegiatan inovasi sosial yang fokusnya pada pengelolaan sampah dan ekonomi sirkular di daerah urban. Dengan menerapkan pendekatan sistem teknologi yang terintegrasi dan melibatkan multi-pihak, maka Waste Solution Hub dituntut untuk memberikan solusi terkait permasalahan sampah serta kondisi sosial khususnya di lingkungan kehidupan para pemulung. Tak heran jika nama Siti Salamah tidaklah asing di kalangan para pemulung yang tersebar di Tangerang Selatan. Ya, bertahun-tahun sudah ia dedikasikan waktu untuk mendampingi ribuan pemulung, baik untuk urusan edukasi hingga pemberdayaan ekonomi.
Cukup sering memang kita mendengar berbagai program pengelolaan sampah di berbagai daerah. Waste Solution Hub hadir dengan beberapa hal yang berbeda yang juga menjadi nilai tambah, yakni adanya aktivitas sosial yang turut memperhatikan kehidupan para pemulung. Sementara untuk program yang dijalankan oleh gagasan ini diantaranya, yakni Pengelolaan Sampah Event dan cluster perumahan dilakukan dengan proses end-to-end untuk menambah nilai berkelanjutan. Kemudian Pelatihan Intensif Pemulung yang diharapkan dapat memberikan peluang tambahan dan keterampilan. Hingga adanya Program Konsultan Keberlanjutan untuk menghilangkan risiko dan tetap berkelanjutan, untuk proyek #lesswaste atau bahkan #zerowaste. Komplit!
Edukasi Pengelolaan Sampah untuk Pengunjung Hingga Pemulung
Sering melihat tumpukan sampah usai digelarnya berbagai kegiatan? Entah itu konser musik, pameran, pesta rakyat, atau yang lainnya? Bahkan meski tempat sampah yang disediakan sudah cukup banyak. Tentu timbul pertanyaan, apakah selamanya di setiap acara, kita-para pengunjung melimpahkan seluruh tanggung jawab menjaga kebersihan pada para petugas yang disiapkan? Tidak adakah kesadaran untuk sekadar bertanggung jawab pada sampah milik sendiri?Â
Sementara hal yang berbeda justru dirasakan oleh para pemulung. Mereka yang memilah sampah demi mendapatkan rupiah, yang tentunya tak seberapa. Rela menyentuh kemasan-kemasan sisa makanan dan minuman lezat dari para pengunjung. Berbeda dengan petugas kebersihan yang digaji, pemulung- sering kali mendapat stigma negatif, termarjinalkan, padahal mereka adalah salah satu dari pahlawan kebersihan.
Siap untuk Mencapai Target Indonesia Bebas Sampah 2025?
Kementerian Lingkungan dan Kehutanan (KLHK) akan terus mendorong pemerintah daerah untuk memiliki kebijakan dan strategi penanganan sampah mulai dari sumber sampah sampai ke pemrosesan akhir sampah. Demi mendukung tercapainya Target Indonesia Bersih Sampah 2025. Wow! Kira-kira, apakah target tersebut akan tercapai? Entahlah. Tapi apapun itu, kita semua sebagai rakyat Indonesia tentu mengharapkan terciptanya lingkungan yang bersih dan sehat. Ingin adanya gerak bersama, kesadaran dalam masing-masing diri, untuk setidaknya peduli pada sampah yang dihasilkan di lingkungan terdekat, lingkungan sehari-hari tempat kita menjalani hari.
Apa yang dilakukan oleh sosok perempuan inspiratif, Siti Salamah, lewat gagasan Waste Solution Hub adalah salah satu wujud kontribusi positif berkelanjutan dalam menghadapi tantangan di sekitarnya. Semangat Untuk Hari Ini dan Masa Depan Indonesia di mata Siti Salamah, adalah ketika kita semua dapat beraktivitas dengan nyaman, tanpa terganggu oleh berbagai masalah yang ditimbulkan dari tumpukan sampah. Tak salah memang, PT Astra International Tbk menetapkannya sebagai salah satu Penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards Tingkat Nasional di Tahun 2021 lalu.Â
Semangat Siti Salmah untuk Terus Memberi Edukasi Pengelolaan Sampah
Sejak Waste Solution Hub didirikan, tak tanggung-tanggung, sudah ada lebih dari 23.435 pengunjung event yang teredukasi akan pengelolaan sampah yang baik. Dengan jumlah sampah yang berhasil dikelola sebanyak 4.388 kilogram, Siti Salmah pun sukses memberdayakan sebanyak lebih dari 1.222 orang pemulung di wilayah Tangerang Selatan. Tidak sampai di situ, untuk menjalankan program tersebut, ia dibantu oleh lebih dari 171 sukarelawan. Kemudian, adanya pemberian donasi untuk Pekerja Informal (Pemulung) selama pandemi sebanyak 5006 paket sembako yang telah didistribusikan. Benar-benar bukti bahwa keterlibatan multi-pihak sangatlah penting. Dan urusan pengelolaan sampah, adalah urusan yang kompleks.