Mohon tunggu...
Ahan Syahrul Arifin
Ahan Syahrul Arifin Mohon Tunggu... Direktur Sang Gerilya Institue -

penulis

Selanjutnya

Tutup

Politik

Saat Harry Azhar Masuk Politik

26 April 2016   15:15 Diperbarui: 26 April 2016   15:50 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Politik bagi banyak orang adalah dunia yang culas, hitam dan penuh dengan anasir-anasir jahat. Homo homini lupus, manusia bak serigala bagi manusia laiinya. Persepektif tersebut tentu lahir dari bagaimana proses politik yang terlalu banyak diwarnai dengan intrik kekuasaan belaka. Politik yang jauh dari nilai moral dan etika.

Karena itu Harry, begitu menancapkan pilihan pada dunia politik sudha berikrar untuk tidak bermain pada sandiwara politik. Pencitraan dan kekuasaan belaka, melainkan pada karya-karya kebijakan yang sepenuhnya untuk rakyat.

Harry merasakan nikmatnya menjadi anggota DPR adalah saat ia menjad Ketua Badan Anggaran. Pada waktu ia menduduki posisi tersebut, disisi pemerintah, menteri yang mendapatkan amanah presiden adalah Sri Mulyadi Indrawati.

Harry merasakan dunia politik anggaran yang diisi dengan perdebatan-perdebatan intelektual mengenai politik anggaran. Sebuah perdebatan mumpuni untuk melahirkan kebijakan yang tepat guna dan tepat sasaran bagi masyarakat Indonesia.

Indra J Piliang dalam tulisan pengantar autobiografi Hary Azhar Azis, Amanah Sampai Akhir, soal politik dan kekuasaan sebagai fase kelima hidupya disebut.

“Kanda Harry tidak kehilangan dirinya dalam struktur jabatan partai politik atau jabatan negara yang dipercayakan kepadanya. Ia tetap dengan gigih memunculkan pengalaman, pengetahuan dan kengototan pribadinya dalam persoalan-persoalan kebijakan partai atau negara. Apapun tugas yang diberikan kepadanya dan arahan yang diberikan, Kanda Harry tak malah mengekor demi kepentingan pihak pemberi tugas. Ia dengan halus memberikan cap dirinya ke dalam setiap perdebatan pilihan kebijakan yang dilakukan. Ia loyal dan tunduk kepada atasan, tetapi ia mendongakkan pikiran sendiri untuk diterima sebagai dasar bagi loyalitas dan ketundukan itu. Kanda Harry adalah tipikal paripurna bagi citra orang Pariaman yang otentik: terhimpit hendak di atas, terkurung hendak di luar. Ia tak di bawah atau di dalam sosok-sosok yang dianggap punya kepentingan dengannya,” tulis IJP.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun