Mohon tunggu...
a hamid
a hamid Mohon Tunggu... -

laki laki single smu simple

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sang Pemotong Alat Vital

21 Mei 2013   23:55 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:13 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Begidik rasanya ketika membaca salah satu judul peristiwa terbaru , kok berani, koq tega??

ya, seorang wanita begitu tega memotongalat vital temannya sendiri. Tapi setelah membaca semuanya barulah terkuak sudah latar belakang yang membuat wanita ini nekat.

secara pribadi saya juga ikut merasakan gejolak dalam hati si wanita, dan dan memaklumi tindakan yang dilakukan sang wanita, meskipun mungkin caranya yang agak keras.

sang wanita mungkin terpikir dengan hukum qishas, bila sang pencuri harta benda dipotong jari tangannya karena memang dalam mencuri pastinya menggunakan tangannya, maka sang pencuri keperawanannya hukumannya ya memotong alat vitalnya karena ya "si dia" yang dijadikan alat untuk "mencuri" keperawanannya.

dan pada akhirnya, meskipun bagaimana maka hukumlah yang menentukan. siwanita pun ditangkap dengan dakwaan penganiayaan dan pencurian dengan ancaman 5 sampai 7 tahun. kini yang jadi pertanyaan, jika siwanita didakwa dengan penganiayaan dan pencurian, apakah si"pencuri" keperawanan akankan dfidakwa dengan pasal pemerkosaan ataukah ?????, entahlah yang jelas sayapun tidak tahu dengan jelas peristiwa sebenarnya, sehingga mungkin pandangannya agak kabur.

salah satu pelajaran yang mungkin bisa kita dapat, pendidikan agama begitu penting sejak dini sehingga bisa menjadi benteng dari kehancuran moral, itu bisa kita lihat sehingga siwanita begitu nekat karena merasa sangat berdosa dan memang berhubungan intim dengan bukan muhrim itu berdosa.

bandingkan dengan realita, berhubungan intim diluar nikah seakan sudah menjadi hal yang wajar dikalangan kaum muda, apalagi dipasilitasi dengan bertebarannya kamar kamar kost yang tidak terkontrol, sehingga menjadi alternatif dari mahalnya kamar hotel. wallohuallam, tentunya tidak semua demikian tapi memang miris melihat keterpurukan moral dari waktu ke waktu semakin cepat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun