Mohon tunggu...
Ahalla Tsauro
Ahalla Tsauro Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar, Penerjemah & Penggemar Sepak Bola

Karena Anda bukan siapa-siapa, maka menulislah

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Peran Vital "Fullback" Milik Guardiola Musim ini

27 Februari 2018   12:55 Diperbarui: 27 Februari 2018   13:07 961
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://bola.kompas.com

Musim ini Manchester City menghabiskan banyak dana untuk membeli pemain belakang yang mana menjadi titik lemah pada musim sebelumnya. Sebut saja Benjamin Mendy dari AS Monaco, Danilo dari Real Madrid, Kyle Walker dari Tottenham dan Laporte dari Atletico Bilbao. Tidak tanggung-tanggung, harga pemain belakang tersebut sangatlah mahal, bahkan masuk dalam daftar pemain belakang termahal, meski  Virgil Van Dijk menjadi pemain belakang termahal saat ini. Pemain belakang tersebut diyakini menjadi pemain kunci perjalanan the Cityzen musim ini sesuai cara dan gaya yang diinginkan Pep Guardiola.

Jika dilihat gaya gaya bermain, Pep menginginkan pemainnya untuk memenangkan penguasan bola di berbagai lini sembari menarik pemain lawan untuk berani keluar sehingga mendapat ruang untuk melakukan eksplorasi. Pemain belakang memainkan perang penting disini, khususnya fullback. Dengan preferensi skema 3-1-4-2 dan 4-1-4-1 Legenda Barcelona tersebut menginginkan pemain belakang sayap untuk membantu serangan dengan tipikal pemain bertenaga, cerdas dan kuat.

Perbandingan sudut pandang lapangan Gurdiola dan pelatih pada umumnya (Sumber : Youtube Tifo Football)
Perbandingan sudut pandang lapangan Gurdiola dan pelatih pada umumnya (Sumber : Youtube Tifo Football)
Guardiola melihat lapangan layaknya kotak kotak kecil dalam lapangan besar yang menuntut pemainnya untuk bergerak sesuai arahan dan formasi yang bergerak sesuai sistem dalam kotak-kotak maupaun ruang yang disediakan. Sedangkan pelatih pada umumnya, melihat lapangan sebagai peta gerak pemain yang lebih umum untuk central space, half space dan wide space. 

Ketiga ruang tersebut belum tertata dengan spesifik dan detail sebagaimana berbeda dengan Pep. Cara guardiola mengharuskan pemain untuk berada dalam satu garis untuk dua pemain disetiap kotak yang disediakan, semua fullback didorong kedepan dalam skema menyerang, meninggalkan tiga pemain dibelakang, gelandang jangkar dan dua bek tengah.

Guardiola membagi sepuluh pemain minus kiper ke dalam dua blok, lima pemain untuk blok bertahan dan sisanya untuk menyerang. Dengan adanya inverted fullbacks Pep ingin keduanya mendukung posisi bermain ke pemain tengah dan depan, setidaknya pemain tidak dibiarkan menyerang dari sayap sendirian, artinya tidak selalu one-on-one, selalu ada yang naik membantu dari penyerang sayap. Dalam skema ini, Fernandinho ditarik kebelakang untuk membuka ruang sekaligus menutup ruang lini tengah ke area pertahanan Manchester City.

Gaya ini seperti halnya Marcelo Bielsa yang menyarankan pemain bertahan lebih banyak dari pada striker. Pemain bertahan sayap harus ekstra kerja keras untuk membantu menyerang dan bertahan.

Peran vital fullback milik The Cityzen musim ini (sumber: Youtube Tifo Football)
Peran vital fullback milik The Cityzen musim ini (sumber: Youtube Tifo Football)
Pelatih berkebangsaan Spanyol tersebut juga memainkan formasi yang sangat ia gemari, yakni 4-3-3 yang sudah berhasil ia terapkan di Barcelona dan Bayern Munich. Bahkan posisi sempat dipakai melawan Bournemouth yang menjadikan pemain sayap acapkali membantu mengacak-acak pertahanan lawan, fullback didorong untuk maju lebih, sehingga lima pemain yang berada di garis terdepan seringkali didominasi dua fullback, satu penyerang dan dua gelandang serang ataupun pemain sayap. Cara bermain seperti ini yang menyebabkan Kevin De Bruyne dan David Silva memiliki ruang gerak yang lepas di belakang striker. 

Posisi ini memberi ruang Silva untuk memberikan penetrasi, sedangkan De Bruyne diberikan ruang untuk memberikan umpan sebanyak-banyaknya. Adapun di depan, peran Sterling, Leroy Sane ataupun Bernardo Silva juga menjadi opsi menyerang yang tak kalah mematikan didukung skill individu yang mumpuni dan jelas. Disisi lain, Aguerro ataupun Gabriel Jesus didukung oleh sistem yang bekerja ini sehingga tidak heran jika City telah mencetak seratus gol di semua kompetisi musim ini dan hanya kalah sekali di liga sampai saat ini.

Inilah mengapa penyerang sayap The Cityzen sangat nyaman untuk bermain dan mengoperasikan skema dan taktik Guardiola dengan berbagai peran dan fungsi. Memang tidak mudah bersaing di Liga Inggris, buktinya musim pertama Guardiola belum begitu mulus. Tapi support dari manajemen Man City untuk membeli pemain seperti yang diinginkan Pep tentu menjadi faktu penentu musim ini, khususnya pembelian pemain belakang.

Menarik untuk dilihat sejauh mana The Cityzen dapat bertahan dengan cara bermain seperti ini, mengingat tidak ada klub yang mampu mempertahankan skema bermain dalam waktu yang lama. Sebut saja Antonio Conte yang membawa Chelsea juara dengan skema 3-4-3 musim lalu yang mulai terbaca musim. Memang Piala liga sudah ditangan dan juga liga primer tinggal menunggu waktu.

Yang tidak kalah menariknya lagi, mungkinkah Guardiola mampu melaju sejauh mungkin di Liga Champions Eropa dengan cara ini ?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun