Mohon tunggu...
ahmad halim permana
ahmad halim permana Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis dan Pegiat Lingkungan Hidup

latar belakang pendidikan S1 Pendidikan Ekonomi Akuntansi UPI Bandung 2004 pernah bekerja di bagian Keuangan Rumah Sakit selama 9 tahun, sekarang aktivitas menulis buku, Pegiat Pilah Sampah dan Lingkungan Hiidup

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Merawat ke-Bhineka-an

2 Juni 2014   07:13 Diperbarui: 19 Juli 2015   04:28 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi/Kompasiana (kompas.com)

[caption id="" align="aligncenter" width="620" caption="ilustrasi/Kompasiana (kompas.com)"][/caption]

Merawat Ke-Bhineka-an 

Oleh a.halim permana

Banyak orang tahu bahwa jalan untuk mengharmoniskan kebhinekaan adalah dengan jalan Pendidikan atau penyadaran, dan saya menambahkannya lagi bahwa jalannya juga bukan melalui aturan atau undang-undang penyeragaman apalagi jalan kekerasan. Jika saja ada kekhawatiran adanya perpecahan dan peperangan akibat perbedaan itu lebih karena ada yang melakukan kriminalitas dan memulai penyerangan dengan kekerasan, bukan karena adanya perbedaan.

Perlu ditambahkan lagi bahwa PERBEDAAN BUKANLAH PERTENTANGAN, banyak bukti yang bisa kita perlihatkan, contoh pada konsep warna hitam dan putih, hitam dan putih sering dijadikan contoh adanya realitas pertentangan, padahal ini salah dan bukan hubungan pertentangan.

Jika ada pertanyaan pada kita “Apa lawan dari warna hitam?” sontak mungkin kita menjawab “warna putiiihh.” Padahal ini jawaban yang tidak tepat, warna hitam dan warna putih tidaklah bertentangan hanya berbeda saja, sedangkan yang bertentangan sebenarnya adalah antara “warna hitam” dan “warna tidak hitam”, dan tidak hitam tidaklah niscaya warna putih, begitu juga dengan konteks pemikiran yang lain. Kita lihat dari hal yang sederhana saja kita mudah terpeleset apalagi dalam konteks pemikiran yang lebih plural , misalnya dalam konteks perbedaan agama-agama dimana kita harus teliti menganalisanya

jadi sekarang kita tahu bahwa warna hitam dan putih hanya sekedar perbedaan dan bukan pertentangan, sebab kenapa putih yang hanya dijadikan lawan dari hitam, kenapa tidak memilih kuning, merah atau hijau. Contoh pertentangan yang sebenarnya adalah bukan antara Hitam dan Putih tetapi antara warna ”Hitam VS Tidak Hitam”, hubungan pertentangan ini hanya ada pada benak dan tidak ada pada realitasnya. Tidak hitam itu tidak jelas dan tidak spesifik warna yang mana, tidak hitam itu tidak hanya putih, masih banyak warna lain. Inilah kondisi pertentangan sebenarnya yang tidak ada dalam realitasnya, hanya dengan jalan pendidikan kita dapat memberikan pemahaman seperti ini, dan tidak mungkin dengan jalan kekerasan. JANGAN sampai kita terpeleset dengan hal sederhana ini, karena salah menguak realitas menyebabkan salah bertindak.

Tentang perbedaan

Perbedaan dan kebhinekaan tidak mungkin terhapus di muka bumi dengan jalan apapun apalagi dengan jalan kekerasan. So perbedaan tidak mungkin bisa dihapus, dan yang hanya bisa kita lakukan BUKAN untuk menghapuskan perbedaan tetapi bagaimana mengatasi potensi-potensi pertentangannya yang bisa terjadi dari pihak-pihak yang berbeda.

P e r c u m a mengatasi perbedaan, karena dalam kondisi "s a t u   w a r n a" sekalipun bila potensi-potensi pertentangan tidak dikelola dengan baik, maka pertentangan bahkan kekerasan akan terjadi. Contoh kecil dalam satu keluarga muslim dengan satu mazhab sekalipun bila potensi pertentangan tidak dikelola baik maka pertentangan akan terjadi dan pertentangan berpindah pada perbedaan-perbedaan yang dianggap sensitif lainya, mungkin karena harta warisan dan lain sebagainya. Contoh besarnya dalam satu negara dengan satu mazhab agama sekalipun akan selalu ada potensi pertentangan antara sekte-sektenya di dalamnya.

Jadi sebenarnya tidak relevan membahas besar kecilnya perbedaan, karena dalam setiap level perbedaan potensi pertentangan selalu ada jika tidak dikelola dengan baik. Jadi bagaimanapun caranya adalah p e r c u m a mengatasi perbedaan dan percuma mengupayakannya jadi seragam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun