Mohon tunggu...
ahmad halim permana
ahmad halim permana Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis dan Pegiat Lingkungan Hidup

latar belakang pendidikan S1 Pendidikan Ekonomi Akuntansi UPI Bandung 2004 pernah bekerja di bagian Keuangan Rumah Sakit selama 9 tahun, sekarang aktivitas menulis buku, Pegiat Pilah Sampah dan Lingkungan Hiidup

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jelang 30S: Mau Selesai atau Mau Ramenya Doang!

28 September 2017   16:21 Diperbarui: 28 September 2017   16:36 694
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Segala sesuatu selalu berubah,
namun hanya satu yang tidak berubah,
yaitu perubahan itu sendiri

Bagi Anda-Anda yang menganut pikiran ini, maka saya jamin Anda semua memilliki benih pemikiran seperti Marx yang berpaham komunis, ya sekedar benih saja, meskipun Anda seorang anti PKI ataupun bukan simpatisan PKI

Pikiran diatas disebut dengan pikiran Phanta Rei yang muncul dari filosof jaman yunani kuno yaitu Heraklitos (550-480 SM), yang jika kita tumpas pikiran semacam ini maka paham komunis dengan sendirinya akan hancur ke akar-akarnya, disinilah sebenarnya Kita berdiri menghalau paham komunis dengan jitu yang bisa hancur dengan sendirinya, tanpa perlu banyak biaya, tanpa perlu rame-rame.

Cuma masalahnya ini soal mau diselesaikan atau mau dibikin rame saja...

Phanta rei adalah benih pikiran dialektis, juga bisa jadi benih pikiran atheis, dialektis yang kita tahu adalah buah pikiran Hegel, yang bukunya dibaca Karl Marx yang kemudian Marx melahirkan buku berjudul Das Capital, dimana ia mengembangkan pikiran dialektis menjadi Materialisme Dialektika Historis (MDH), dari sinilah salah satunya paham komunis itu lahir, dan disini pulalah seharusnya kita berdiri menghancurkan paham komunis dari akarnya

Hegel (1770-1831M) dengan memaknai dialektika ke dalam trilogi tesis, anti-tesis dan sintesis. Menganggap tidak ada satu kebenaran yang mutlak (absolut) karena berlaku hukum dialektik, ia menganggap segala sesuatu selalu berubah, yang absolut atau mutlak hanyalah semangat revolusionernya (perubahan/ pertentangan atas tesis oleh antithesis menjadi sintesis) (wikipedia/dialektika)

bagi saya sendiri, Hegel dengan membuat teori dialektika sebenarnya telah memotret dan membuat sebuat ketetapan lagi dengan rumus :

"dialektika=dialektika", iya khan (prinsip "=" telah menguncinya), 

dia berharap teori dialektika adalah selamanya teori dialektika, jadi bila kita simpulkan saat ia menelurkan konsep "dialektika", ia membutuhkan ketetapan, dimana saat yang sama konsep "ketetapan" sebetulnya adalah hal yang paling ingin ia gugat, tetapi akhirnya ia membuatnya sendiri, sehingga terdapat pertentangan dalam teorinya sendiri, ini hal yang tidak bisa diterima akal sehat kita. Akal sehat kita bisa mengetahui ada suatu yang tetap dan ada suatu yang berubah, tidak semuanya berubah, ambilah contoh diri Anda sendiri.

Dengan ide dialektikanya, dengan ide phanta reinya, dengan ide atheisnya inilah yang harus kita kembali luruskan pemahamannya, yang dengan sendirinya menghancurkan paham komunis ke akar-akarnya

Hanya masalahnya ini soal mau diselesaikan atau mau dibikin rame saja, yang sebenarnya vaksin anti komunis itu sudah ada dalam diri kita masing-masing, dengan cara kembali pada filosofi "=", kemudian mengembangkan Prinsip "=" dalam diri Anda, dan ini mudah sekali,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun