Mohon tunggu...
Ahady Farrel
Ahady Farrel Mohon Tunggu... Mahasiswa - Asisten Peneliti

Lulusan di bidang perencanaan wilayah dan kota

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

UNDIP Menggandeng Bappeda Kota Semarang dalam Pengembangan Masterplan Ekonomi Sirkular sebagai Tindak Lanjut Kolaborasi Terbaru

4 Februari 2024   19:25 Diperbarui: 4 Februari 2024   19:27 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kota Semarang semakin menapak maju menuju konsep ekonomi sirkular yang berkelanjutan, berkat kolaborasi yang erat antara Universitas Diponegoro (UNDIP) melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Semarang. Terletak di kelima kelurahan yang berbeda, yaitu Meteseh, Pedalangan, Rejomulyo, Mijen, dan Mangunharjo, kegiatan penyusunan masterplan ini menjadi langkah krusial dalam menguatkan rantai nilai ekonomi sirkular di tingkat lokal.

Kolaborasi ini tidak hanya melibatkan para akademisi dan pejabat pemerintah, tetapi juga melibatkan aktif partisipasi dari masyarakat setempat. Kegiatan ini diinisiasi oleh Ibu Mada Sophianingrum, S.T., M.T. sebagai ketua tim dan beranggotakan oleh Dr. Artiningsih, S.T., M.Si. , Rukuh Setiadi S.T, M.Env.Man, Ph.D dan Reny Yesiana, ST, MT yang memiliki latar belakang perencanaan wilayah dan kota. Selain itu, kegiatan ini juga turut melibatkan peran mahasiswa melalui kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik yang berlokasi di lima kelurahan tersebut.

Kota Semarang merupakan kota metropolitan di Jawa Tengah yang tidak luput dari permasalahan sampah. Menurut data Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Semarang mencatat dalam sehari produksi sampah di Kota Semarang mencapai 1.110 ton per harinya di tahun 2023. Jumlah tersebut meningkat dibandingkan pada saat pandemi yang hanya 900 ton per hari. Disebutkan bahwa sampah yang tidak harus sampai ke TPA yakni sampah anorganik jumlahnya sekitar 17% dari total sampah. Komposisi timbunan sampah didominasi oleh sampah makanan sebesar 60% dan plastik sebesar 17,2%. Berdasarkan sumbernya, didominasi oleh sampah rumah tangga sebesar 29,05%, pasar sebesar 25,83% dan lain-lain sebesar 31,2%. Banyaknya sampah di Kota Semarang ini berakibat terhadap tidak sanggupnya TPA Jatibarang dalam menampung sampah Kota Semarang. Kapasitas TPA Jatibarang disebutkan tinggal 60.000 ton.

Ekonomi Sirkular menjadi salah satu inovasi baru dalam penyelesaian permasalahan sampah di Indonesia khususnya Kota Semarang. Diharapkan ekonomi sirkular tidak hanya mengurangi sampah yang ada namun lebih dari itu dapat mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui penyediaan lapangan pekerjaan baru seiring dengan lahirnya usaha-usaha kerajinan daur ulang baru. Kegiatan pengabdian masyarakat ini memfasilitasi para pelaku ekonomi sirkular di Kota Semarang melalui media WebGis. Adapun kegiatan yang dilakukan berupa observasi rantai nilai ekonomi, sosialisasi pengelolaan persampahan, pembentukan kelompok sampah di lingkungan masyarakat dan observasi material pewarna batik ramah lingkungan guna menunjang sustainable fashion.

Kegiatan ini bukan hanya sekadar penyusunan dokumen. UNDIP dan Bappeda berkomitmen untuk mengimplementasikan masterplan ini melalui serangkaian program dan kebijakan yang mendukung. Langkah-langkah konkrit ini termasuk peningkatan infrastruktur, pendidikan masyarakat, dan pengembangan usaha mikro dan kecil yang berbasis pada prinsip ekonomi sirkular. Untuk mewujudkan hal tersebut, UNDIP dan Bappeda bersama OPD lainnya melakukan kegiatan FGD untuk menggali permasalahan dan inovasi yang bisa dilakukan untuk mendukung ekonomi sirkular di Kota Semarang.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi

Kegiatan lainnya yaitu berupa pelatihan pembuatan produk daur ulang sampah. Tim Pengabdian beserta mahasiswa KKN telah melaksanakan kegiatan sosialisasi dan pelatihan pembuatan produk daur ulang sampah dengan peserta dari masyarakat Kelurahan Dadapsari (Perwakilan 2 orang tiap RW) beserta dihadiri perwakilan Bappeda Ibu Arwita, perwakilan Kelurahan Dadapsari Pak Dhani, dan Pemilik Rosok Sumber Nikmat Pak Samad sekaligus sebagai fasilitator kegiatan sosialisasi dan pelatihan ini.

Kegiatan ini terdiri dari dua sesi yakni dimulai dari sesi sosialisasi Ekonomi Sirkular dibawakan oleh salah satu mahasiswa KKN Elisa Rahma Putri dengan materi tentang pengenalan sampah, penjelasan tentang ekonomi sirkular, pengelolaan sampah berbasis masyarakat, bank sampah dan pengelolaan sampah kreatif. Sosialisasi ini bertujuan untuk memperkenalkan kepada masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah berbasis masyarakat hingga bisa berakhir di pengembangan ekonomi sirkular yang lebih luas.

Sesi kedua dilanjutkan dengan Pelatihan Pembuatan Produk Daur Ulang Sampah yang dibawakan oleh Pak Budi, yakni salah satu anggota Bank Sampah Kota Semarang dan beliau juga sering melakukan kegiatan pembuatan produk daur ulang sampah tersebut. Pelatihan ini dipimpin langsung oleh Pak Budi dan sebagai pesertanya adalah masyarakat Kelurahan Dadapsari. 

Pelatihan ini mengajarkan salah satu produk daur ulang yakni pot bunga yang bahannya berasal dari galon plastik. Pelatihan dimulai dari proses pemotongan galon menjadi bentuk yang diinginkan kemudian dilanjutkan dengan proses pengecatan. Hasil dari pot bunga dibawa pulang oleh masyarakat Kelurahan Dadapsari. Pak Budi sebagai pemandu pelatihan tersebut juga membantu dan mengarahkan beberapa warga dalam proses pembentukan pot. Dalam kegiatan pelatihan daur ulang sampah anorganik ini, terlihat warga Kelurahan Dadapsari sangat antusias. Bahkan mahasiswa dan dosen juga terlibat dalam mencoba pembuatan daur ulang ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun