Mohon tunggu...
Ahad BartolomeusTumaruk
Ahad BartolomeusTumaruk Mohon Tunggu... Lainnya - Belum bekerja

.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Pentingnya Wirausaha

26 November 2022   11:24 Diperbarui: 26 November 2022   11:28 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PENTINGNYA WIRAUSAHA

Hari ini tanggal 19 November 2022, di cuaca yang mendung dan suasana yang dingin, pada jam pelajaran PPKK Pa’ Guru masuk mengajar. Dan di pembahasan awal Pa’ Guru menyinggung soal hujan karena salah satu teman saya di kelas mengeluh soal hujan yang akan dating yang berkata “Aih mau hujan deras” lalu di saat itu Pa’ Guru di depan sembari membuka laptopnya menyinggung bahwa tidak semua orang mengeluh karena hujan ada beberapa juga orang yang bersyukur karena hujan datang contohnya orang yang menyediakan jasa ojek payung, dan grab yang menyediakan jasa mengantar dengan mobil.

Lalu setelah itu Pa’ Guru membuka materi dengan mengatakan didalam kelas masih ada beberapa siswa di kelas ini yang belum menjalankan wirausaha. Setelah itu Pa’ Guru pun mulai mengatakan dari sembilan puluh sembilan siswa yang ia ajar ada satu anak yang membuat ia salut. Tanpa menyebutkan siapa orang yang dimaksud, Pa’ Guru mulai bercerita mulai dari anak itu yang bermodalkan handphone jadul yang layarnya sudah pecah yang mungkin ia beli dengan uang yang ia punyai lalu datang pada Pa’ Guru, setelah itu ia menjelaskan rencana yang ia rancang dan yang akan ia lakukan. Rancangan yang ingin di lakukan yaitu anak itu ingin melakukan jual online dengan cara mencari barang yang ingin ia jual lalu setelah itu ia kembali mengunggah barang itu di media soial yang ia miliki seperti instagram, facebook, dan whatsapp.

Lalu itu Pa’ Guru pun bertanya kepada anak tersebut dengan beberapa pertanyaan, pertama bertanya soal apa modal yang sudah ada, lalu anak tersebut menjawab bahwa ia memiliki modal handphone, lalu setelah itu Pa’ Guru kembali bertanya dengan mengatakan “apa lagi ?” dan anak itu menjawab kuota Pa’, dan Pa’ Guru kembali bertanya apa lagi, dan anak itu menjawab kembali dengan mengatakan “niat ku Pa’ ”, setelah itu Pa’ Guru kembali bertanya bagaimana cara anak itu melakukan transaksi. Dan anak itupun menjawab bahwa setelah ia memposting barang apa yang akan ia jual dan ada orang yang memesannya ia akan langsung pergi mengambil barang sesuai dengan yang sudah di pesan oleh pelanggan dengan mengeluarkan modal 45.000 untuk mengambil barang yang sudah di pesan, lalu ia mengantarkannya  ke pembeli dan menjualnya dengan harga yang sudah ditentukan yaitu 75.000.

Lalu Pa’ Guru melanjutkan menjelaskan bagaimana transaksi yang dilakukan oleh anak tersebut. Lalu Pa’ Guru mengatakan di dalam cerita apakah ia memiliki kendaraan yang ia gunakan untuk mengambil dan mengantar barang yang sudah di pesan dan anak itu menjawab bahwa ia tidak memiliki kendaraan, Lalu Pa’ Guru pun bertanya bagaimana cara ia mengambil dan mengantarkan barang pesanan, dan anak itu pun menjawab ia mengambil dan mengantarkan barang pesanan, ia diantar oleh temannya, lalu Pa’ Guru menjelaskan bagaimana pembagian hasil keuntungan dari hasil transaksi itu.

Lalu setelah itu Pa’ Guru melanjutkan penjelasannya tentang peluang bisnis yang ada dan bagaimana memanfaatkan peluang yang ada disekitar. Selanjutnya Pa’ Guru mengatakan buat yang ingin menjadi Tentara bahwa tidak perlu mempelajari tentang wirausaha. Lalu Pa’ Guru pun mulai menerangkan bahwa jika kelak menjadi tentara, bahwa tentara itu tidak selamanya ada di batalion, akan ada yang diutus ke daerah daerah yang jauh bahkan sampai ke desa-desa terpencil yang ada di pelosok pelosok Negara ini.

Pa’ Guru mengatakan bahwa wirausaha itu harus dipelajari walaupun kita akan menjadi Tentara ataupun PNS, karena bila nanti jika sudah pensiun tidak akan pusing dengan apa yang akan dilakukan selanjutnya karena ia memiliki usaha, walaupun kecil tetapi setidaknya ia memiliki kesibukan lain dari pada ia menganggur dan tidak melakukan apa apa.

Pesan yang dapat saya simpulkan adalah, kita sebagai masa depan bangsa yang akan melanjutkan masa depan bangsa kita harus mempersiapkan pengetahuan yang akan membuat kita semakin mudah untuk melakukan segala sesuatu di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun