Fenomena kesurupan sering kita dengar baik melalui media cetak ataupun pernah melihat langsung disekitar kita. Walaupun modernisasi telah terjadi dalam berbagai bidang dalam sendi kehidupan, akan tetapi hal-hal yang berbau mistik tetap menarik untuk dibicarakan. Mungkin karena itulah yang menjadi salah satu penyebab film bergenre horror masih tetap mendapat tempat dihati masyarakat.Â
Jaranan ditampilkan  sekelompok oang dengan seragam prajurit yang tengah menunggang kuda lengkap dengan atribut layaknya pakaian prajurut pada masa kerajaan di masa lalu. Masyarakat umum menyebut kuda kepang karena menggunakan kuda-kudaan yang terbuat dari anyaman bambu.Â
Pada petunjukan kuda lumping ini selain disuguhi atraksi tarian yang dinamis, juga terdapat atraksi kesurupan, biasanya setelah tarian kuda lumping berjalan beberapa waktu akan tiba masanya beberapa penari akan mengalami kerasukan yang dalam bahasa pertunjukannya disebut "ndadi".
Sesaat kemudian para pawang atau yang sering disebut "bopo" menghampirinya dan melakukan beberapa ritual seperti membacakan mantra atau membisikkan ditelinga penari yang sedang dalam keadaan kesurupan tersebut. Respon selanjutnya, penari selanjutnya adalah berdiri dan akan menari kembali tapi dengan kondisi yang berbeda.Â
Jika diamati lebih dekat, tatapan penari kosong dan cenderung hanya terlihat putihnya saja. Gerakan-gerakan tariannya tidak selentur pada saat sadar dan bisa dikatakan sedikit kaku. Tentu saja ini hanyalah kondisi yang awam karena banyak tipe pemain yang sedang mengalami "trance" atau kesurupan, seperti tingkah lakunya menyerupai harimau atau mendesis seperti ular.Â
Adapun perbedaan tingkah laku pemain yang kesurupan ini dipercaya disebabkan oleh roh yang masuk kedalam raga pemain tersebut. Hal inilah yang menjadikan kesenian kuda lumping menjadi lebih menarik lagi. Walaupun kental dengan nuansa magis dan menyeramkan, toh dari berbagai penuturan penonton hal inilah yang ditunggu-tunggu oleh mereka.
Bahkan, dalam kondisi tertentu yang lebih ekstrim lagi adalah ketika ada pemain yang bisa makan beling atau pecahan kaca tanpa terluka atau mengupas kelapa dengan giginya. Tentunya, hal ini perlu latihan yang intens dan pengalaman karena tidak semua orang bisa melakukannya (tidak untuk ditiru, kecuali akhlinya).
Melihat fenomena tersebut, penonton tidak perlu takut karena setiap pertunjukan sudah dipersiapkan sedemikian rupa, adapun tentang keselamatan dalam pertunjukan biasanya sudah dipersiapkan pagar ghaib supaya penonton tidak ikut terdampak dalam kesurupan dan membahayakan penonton.Â
Kesurupan ini pada umumnya tidak berlangsung lama, akan ada waktu tertentu untuk menyadarkan para pemain. Berdasarkan keterangan beberapa pemain kuda lumping, menyebutkan bahwa dalam kondisi kesurupan ia merasa setengah sadar.Â