Mohon tunggu...
Agus Sastranegara
Agus Sastranegara Mohon Tunggu... Administrasi - bukan pujangga, hanya pemuja kata

Bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

"Titip Rindu"

1 Maret 2018   23:08 Diperbarui: 1 Maret 2018   23:24 1043
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Barisan kata menjadi bermakna
Deretan puisi ungkapan kata hati
Biar kudiam dalam sepi
Kan ku pendam lara ini sendiri
Keabadian hanya ilusi

Senja hadirkan sejuta rindu
Semerbak harum mewangi
Seberkas senyummu sejukkan jiwa ini
Malam tidak akan bertahan lama,
Sampai mentari hadirkan seberkas sinar
Wahai angin Utara, sampaikan salam rindu padanya

Jiwa ini telah lama kosong tanpamu
Hdup ini telah mati bersama lara hati
Lihat ku disini, terpaku menunggumu
Hanya malam dan kesunyian yg mengerti
Suatu saat kan engkau sadari
Akulah pangeran berkuda putih itu
Yang akan merajai hatimu

Kusimpan mawar putih layu ini, lambang cinta suci
Bertahanlah hati, penantian ini sementara
wahai bungaku, sabarlah menanti
Jika tidak didunia, kutunggu di alam yang abadi
Semoga disana kita dipersatukan,

Semua kan indah seperti mimpi kita
Bertabur bunga dan canda tawa.
Menari diantara bintang-bintang,
Dibawah sang rembulan..
terbang menembus awan
Puisi ini untuk yang terdalam, yg terindah

yang terlupa, yang masih membekas dalam jiwa

Blora, 1997

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun