Mohon tunggu...
Mohamad Agus Yaman
Mohamad Agus Yaman Mohon Tunggu... Freelancer - Seniman

kreator Prov. Kep. Bangka Belitung

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Membangun Sikap Bijak pada Diri Sendiri

15 Februari 2021   14:31 Diperbarui: 15 Februari 2021   14:45 604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi "ketenangan itu memberi kedamaian" (foto;agusyaman)

Masalah pada diri kita pastinya tidak akan pernah habis, terus berdatangan walau kita hanya diam di tempat, ada saja masalah yang datang, baik datang dari pikiran, dari kejadian-kejadian kemarin, dari yang dulu, dari anak, adik, kakak, ibu, ayah, dari hal yang tidak terduga, dan dari hal yang paling kecil sekalipun seperti; air minum yang tumpah di baju.

Keinginan, hambatan, ingin cepat selesai, sengaja mengulur waktu, terburu-buru dan ingin hidup enak sangat kompleks dalam dada kita. Padahal semua itu tidak akan mencapai kebahagiaan, bahkan dapat menciptakan permasalahan semakin pelik dan sangat rumit, semuanya dapat saja saling berhubungan. Contohnya; apa yang telah kita lakukan di masa lalu terbalaskan di masa sekarang disebabkan oleh sesuatu.

Jika kita tertekan, jika berada dalam kesulitan, berada dalam tekanan, maka kita akan dikuasai oleh emosi yang aneh sehingga dapat menimbulkan tingkah laku yang tidak wajar, dengan jalan pikiran yang kacau. Jika tidak kuat, kita akan menjadi seseorang yang berbeda (sakit). Jika kita kuat dan dapat menyelesaikannya maka kita akan menjadi manusia yang bijak dan kuat.

 Demikian itulah kita diharuskan untuk tetap berpikiran positif dan terus menerus bersabar tanpa ada batasan. Keadaan ini dapat kita netralisir dengan beragam cara, ada yang beribadah, ada yang butuh perhatian ibu, isteri, bermain dengan anak, saudara, sahabat dekat, ataupun ada yang melampiaskannya lewat berolahraga.

Tiap orang, tiap pimpinan dan tiap petinggi pastinya ingin mewujudkan sifat dan sikap yang adil dan bijaksana. Sikap ini dapat mereka terapkan terhadap orang lain, masyarakat ataupun menuangkannya di media sosial, baiknya lagi mereka tidak membedakan ras, suku, agama, bahasa dan sebagainya. Namun kelemahan manusia itu murni adalah duniawi, semua akan lemah pada keinginan/nafsunya yang berlebihan.

Sebenarnya, upaya dalam membangun sikap adil dan bijak dalam diri merupakan unsur terbesar dari upaya membangun jatidiri kita agar menjadi dewasa. Kita sudah membina menjadi seseorang pemimpin dalam rumah tangga, dan ini dapat menjadi tolak ukur kita dalam memimpin suatu kelompok dalam masyarakat, selain membina diri menjadi seorang ayah/ibu yang baik yang nantinya akan menjadi seorang kakek/nenek yang bijak, kita juga dapat membina orang-orang terdekat kita. Walaupun kita tidak/belum sanggup memimpin suatu komunitas, setidaknya kita pernah/mampu menjadi pemimpin 1 atau 2 orang saja.

Demikianlah, pelajaran dan pengalaman menjadi pemimpin yang kita lalui sedari kecil telah menjadi strategi yang mantap menjadi seorang pemimpin, menjadi batu loncatan kita satu persatu hingga terwujud menjadi manusia yang penuh kedewasaan. Namun ada sebagian dari kita yang berhenti meloncat, tersandung, salah memilih batu atau meloncat ke batu yang lain.

Tanpa kita sadari, upaya kita membangun diri untuk terus maju adalah mencari uang yang banyak, agar dapat membiayai hidup ini, agar memiliki harta, agar dapat mensejahterahkan diri dan keluarga. Kita membina diri untuk menjadi seseorang yang penting bagi keluarga dan sanak saudara.

Pada hakekatnya, kita adalah manusia yang terus merasa kekurangan, menginginkan yang tidak kita miliki, menginginkan lebih dari apa yang sudah kita miliki. Kita menunjukkan kuatnya keinginan untuk mendapatkan kesenangan dan kebahagiaan. Pada akhirnya kita memutuskan jika hartalah yang dapat menjamin kita makmur, aman dan tentram. Padahal kita sudah diberi kesadaran, bahwa semua hanya semu belaka dan kita masih suka sekali membantah.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun