Penata tari (koreografer) dikenal seniman bidang seni tari. Secara psikologis, mereka mempelajari seni tari tradisional, modern dan kontemporer. selain itu mereka juga harus menekankan prilaku yang baik-baik pada anak didiknya, dan menetralisir pada proses mental yang akan atau yang terjadi pada anak didiknya, selalu berusaha memberi suasana senang, bahagia dan menciptakan sikap kekeluargaan, agar anak didiknya merasa betah dan senang dalam pembelajarannya.
Kebanyakan penata tari memiliki kecerdasan di atas rata-rata, demikian juga dengan komposer, penata busana dan penata artistik, mereka memiliki ingatan yang kuat dan juga thingking yang hebat karena mereka harus selalu memutar otak pada saat tenang maupun saat keadaan mendadak lalu mentranfer (memindahkan) yang ada dalam pikirannya kepada anak didiknya, untuk itu koreografer sangat mengharapkan anak didiknya cekatan dalam memanfaatkan waktu yang ada. Apalagi saat menciptakan suatu maha karya, mereka mesti berpikir keras bagaimana cara menyatukan seni tradisional dengan seni modern ke dalam seni pertunjukan pada jaman ini, agar disukai penonton.
Mereka harus selalu belajar (learning). Setiap saat koreografer harus selalu belajar, belajar dan belajar baik saat sebelum tidur, saat makan, saat duduk dan sebagainya, baik belajar dari media sosial, dari anak didiknya, khayalan, dari buku dan cerita-cerita seniman/budayawan lain agar kemampuannya semakin meningkat dalam menggarap seni pertunjukan.Â
Mereka harus memiliki logika yang kuat selain menggunakan instingnya. Kepribadian seniman ini sulit untuk diprediksi, karakternya kadang melebihi orang biasa, artinya memiliki karakter yang kuat atau tegas, karena tarian yang ia ciptakan harus memiliki karakter yang kuat sebagai identitas dirinya. Tiap gerakan, tiap adegan harus tegas agar terlihat maksimal.
Mereka juga selalu bereksperimen dalam membuat gerakannya apalagi gerakan yang di angkat dari gerak tari tradisional lalu membuat gerakan tari versi baru.Â
Loyalitas mereka juga tinggi terhadap anak didiknya, dan kehendak serta keinginannya untuk menciptakan maha karya sangat kuat, apalagi jika sudah menemukan ide yang menurutnya bagus. Mereka selalu optimis untuk mendapatkan penghargaan terhadap karya tarinya, bukan hanya berupa materi tapi juga pengakuan.Â
Kekuatan yang ada pada diri seniman itu ada pada motivasinya, mereka selalu memotivasi diri sendiri untuk membuat karya yang bagus, meneliti sedetail-detailnya dalam mengerjakan karya seninya, karena mereka tahu ada hubungan timbal balik antara apa yang akan mereka dapatkan dari karyanya dan apa yang dihasilkan dari hasil karyanya.Â
Mereka tahu kesempatan besar akan datang jika mereka menciptakan mahakarya yang indah. Untuk itu merupakan cita-cita para seniman tari bisa menciptakan tari pada pembukaan-pembukaan acara besar seperti; pembukaan PON, Olimpiade, dan pembukaan lainnya.
Mereka juga mengerti jika hasil karya yang mereka buat adalah menggambarkan perilaku mereka dan menggambarkan kedaerahannya. Indah atau tidaknya karya tari mereka berdasarkan dari hasil sikap, sifat, martabat (daya/nilai motivasi), serta komunikasi kepada anak didiknya.Â
Semua itu dapat dilihat dari karyanya, karena imej karyanya langsung bersangkutan dengan dirinya dan menggambarkan karakter dan disiplin yang ada dalam dirinya dan anak didiknya. Namun mendapat hasil yang memuaskan sudah pasti harus sesuai dengan karya ciptanya.