Mohon tunggu...
Mohamad Agus Yaman
Mohamad Agus Yaman Mohon Tunggu... Freelancer - Seniman

kreator Prov. Kep. Bangka Belitung

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Khasiat Pantun dalam pidato

12 Desember 2019   09:06 Diperbarui: 24 November 2020   14:57 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Teater kecil ketika tetua desa berceramah

Di lingkungan budaya melayu Bangka, tak jarang saat pertemuan, rapat ataupun penjamuan tamu-tamu undangan yang diselenggarakan kelurahan, kecamatan, kabupaten maupun provinsi, para pejabat, petinggi-petinggi pemerintahan ataupun tetua-tetua adat pada jamuan makan malam, saat berpidato akan melontarkan pantun sebagai pembuka. Pantun ini akan menyebar kepada orang yang akan berpidato selanjutnya, sebagai balasan atas pantun sebelumnya. Hal ini cukup menarik, karena pantun tersebut berpengaruh terhadap pendengarnya. Jika pantun pembuka disambut hangat dengan tepuk tangan berarti komunikasinya baik.

Di simak lebih dalam lagi, pantun cukup memainkan peranan penting dalam berpidato di hadapan masyarakat melayu, seperti saat tamu penting berpidato saat merayakan acara sambutan dalam pemerintahan, pernikahan, acara hiburan rakyat, dalam upacara-upacara adat, merayakan kejadian-kejadian penting di masyarakat, dan di hadapan komunitas maupun organisasi-organisasi dalam kemasyarakatan. Pantun lebih meninggalkan kesan baik bagi yang berpidato jika dalam pantun tersebut berisikan nasehat, keagamaan, ajakan membangun atau hal-hal positif lainnya.

Secara sosiologi, pantun memiliki fungsi sebagai interaksi/pergaulan yang kuat, karena di awal atau akhir pidato, pantun akan merubah suasana menjadi lebih segar dan si pembalas pantun akan bersemangat mencari kata-kata yang bagus untuk membuat pantun balasan. Pantun juga menunjukkan kecepatan berfikir seseorang dalam merangkai/bermain kata, jika tidak sanggup ia akan mencontek pantun dari Google. Secara umum, dalam peran sosial, pantun adalah sebagai alat penguat penyampaian pesan.

Pengaruh Pantun dalam pidato terhadap pendengar dan dibalas dengan pantun dan dibalas lagi oleh orang selanjutnya akan atraktif sehingga pesan yang disampaikan menimbulkan pengaruh pada pendengar untuk mendengar dengan seksama isi pidato. Isi pidato Pak Lurah akan didengar sampai habis, dilanjutkan pantun dan pidato Pak Camat serta petinggi-petinggi lainnya, dan ada rasa sungkan jika tidak membalas pantun dari pak Camat ataupun pak Lurah.

Pidato yang berisikan pantun ditujukan kepada masyarakat yang isinya nasehat dan penyemangat dapat memberikan kesan positif dari masyarakat kepada si pemberi pidato, mindset masyarakat kepadanya adalah seseorang yang "pintar". Kemampuan berpidato dan kemampuan pantun apalagi secara spontan yang berisikan semangat membangun daerah dan nasehat dapat membantu menjaga nama baiknya dalam masyarakat karena ada keluwesan, kebersamaan, keakraban dan keramahan yang ditawarkannya.

Kreatifitas bahasa pantun dalam berpidato ini memiliki nilai positif terhadap audiens. Pantun sindiran kebanyakan di anggap sindiran halus karena didalamnya terdapat kelakar agar tidak terlalu menyinggung perasaan terhadap orang yang dimaksud. Pantun juga dianggap sebagai kebersamaan dan bisa memeriahkan suasana dan meredam ketegangan.

Pantun di dalam masyarakat berfungsi juga sebagai alat pendidikan, nasehat, sindiran, pengesahan suatu upacara, pengesahan menyambut pengantin, penguat adat, pengendalian sosial dan sebagainya agar norma-norma dalam masyarakat tetap terjaga.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun