Mohon tunggu...
Mohamad Agus Yaman
Mohamad Agus Yaman Mohon Tunggu... Freelancer - Seniman

kreator Prov. Kep. Bangka Belitung

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Generasi Muda yang Ingin Menari? Menarilah...

8 Oktober 2019   08:24 Diperbarui: 8 Oktober 2019   08:35 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tari "Makan Bersumbur" (generasi muda pecinta seni tari sanggar seni Rebang Emas)

Menari


Setiap mahluk hidup di dunia ini setiap saat sedang menari. Menari itu adalah berupa gerak dan gerak adalah tarian, tarian adalah gerak berdasarkan level-levelnya. 

Gerakan pada posisi berbaring merupakan gerak tari level paling rendah, kemudian jongkok, duduk, memasang kuda-kuda, saat berada di kursi atau saat berdiri dan meloncat, semua merupakan gerakan menari, jadi tiap orang itu bisa menari dan sedang menari, namun menari pada tiap orang itu pada koridor yang berbeda, artinya tidak berada pada panggung pertunjukan dan bukan untuk dipertontonkan.


Siapa yang bisa menari?


Seperti yang sudah dijelaskan siapa saja bisa menari, tapi pada tingkatan tertentu karena itu muncul kalimat seperti penari pemula, junior, senior dan profesional bahkan sudah banyak sekolah tinggi jurusan seni tari yang memberi gelar kepada para penari sebagai Sarjana Seni. Mereka mempelajari teori-teori, praktek-praktek seni pertunjukan dan ujian-ujian semester dengan materi tarian.

Penari pemula membutuhkan waktu latian untuk menjadi junior, kemudian senior juga membutuhkan latihan rutin untuk menjadi seorang profesional, mampu bergerak lentur dan mampu memainkan karakter orang lain. 

Biasanya penari profesional sudah banyak memiliki jam terbang, sudah pentas pada acara-acara kecil maupun besar, sering diundang pada acara kecil maupun besar, acara-acara khusus dan telah mengharumkan nama daerah dan bangsanya, manguasai gerak dan karakter tarian seluruh daerah dan mampu menciptakan karya tari.

Seorang penari profesional dianggap memiliki kelenturan tubuh diatas rata-rata, mampu memerankan karakter siapapun, mampu make-up sendiri dengan karakter tarian yang ia bawakan, dan mampu mempertunjukkan maha karyanya menghipnotis khalayak penonton. 

Selain itu, penari profesional sebenar-benarnya tidak harus memiliki tubuh yang lentur, namun ia wajib mampu menciptakan karya besar yang melegenda dalam benak penonton dan ia adalah seorang profesional sejati.

Kapan bisa menjadi Penari?

Banyak anak-anak kecil mempertanyakan ini. "Aku sudah berlatih giat, jadi kapan aku bisa menari?"
Tiap anak-anak sekolah mulai dari Taman Kanak-kanak biasanya sudah diajarkan menari dengan irama musik ringan oleh guru-guru mereka, diajarkan senam, dan diajarkan bernyanyi, berpuisi dan sebagainya. 

Demikian juga saat Sekolah Dasar, dan cuma sebagian Sekolah Dasar saja yang membuka les menari. Kebanyakan anak-anak SD belum diperkenalkan pada kegiatan ini begitu juga Sekolah Menengah Pertama dan Menengah Atas sangat sedikit membuka les tari. 

Kenapa? Sampai detik ini masalah ini masih saya pertanyakan. Karena negara ini negara yang kaya akan seni budaya, harusnya diperkaya lagi dan lagi.

Untuk anak-anak Sekolah Dasar/SMP/SMA yang suka menari jangan berkecil hati karena banyak sanggar-sanggar seni yang menerima anak-anak untuk menari dan akan mengajar bagaimana menari dengan baik dan benar. Keinginan anak-anak ini kadang terkendala karena jarak rumah jauh dan sistem full day school. 

Padahal menari merupakan olahraga yang menyehatkan fisik dan pikiran, sehat pikiran dan fisik akan memudahkan anak-anak belajar dan dapat menjadikan mereka lebih aktif dan pintar. 

Disini diharuskan bagi anak-anak agar bisa membagi-bagi waktu untuk mengasah bakat  menarinya, bisa latihan pada hari sabtu maupun minggu.

Tari
Tari "Makan Bersumbur" (generasi muda pecinta seni tari sanggar seni Rebang Emas)
Bagaimana menjadi Penari?

1. Niat.

Niat adalah yang paling utama karena niatlah yang membangkitkan semangat untuk bisa menari, tapi tidak selalu harus bisa, terkadang anak-anak yang ikut-ikutan teman menari biasanya memiliki bakat terpendam dan dalam waktu singkat ia mampu menari dibanding teman-temannya. Hal ini sudah beberapa kali saya temui.

2. Latihan.

Latihan secara rutin akan memunculkan disiplin, tiap kedisiplinan pasti membuahkan hasil, disiplin dapat menimbulkan tanggung jawab pada diri sendiri bagi si anak. Rutinitas ini juga akan menciptakan profesionalisme dalam diri anak. Seorang anak yang berpikir mau profesional sudah pasti sukses.

3. Mengikuti petunjuk pengajar.

Seorang pengajar pasti ingin muridnya cerdas, ingin muridnya memiliki keahlian di atas rata-rata. Jadi seorang murid diharuskan memiliki semangat yang tinggi dan mengikuti petunjuk-petunjuk yang benar dari pengajarnya.

4. Fisik.

Sudah pasti orang yang bisa menari adalah orang pada kondisi sehat jasmani, tapi seseorang yang cacat fisik bisa juga menari dan bisa dibuatkan tarian, karena saya anggap cacat fisik bukan penghalang utama untuk sebuah seni pertunjukan.

Jiwa seorang Penari.

Seorang penari tidak harus bersikap seperti apa dan tidak harus seperti siapa, ia harus menjadi dirinya sendiri, walau kebanyakan orang melihat seorang seniman dengan pakaian/penampilan yang nyentrik menjadi tertawaan orang-orang umum. Ada yang bertingkah dengan kelakuannya terlihat berlebihan, namun mereka hanya ingin menunjukkan inilah saya, saya suka seperti ini, saya lebih terlihat apa adanya.

Sampai saat ini saya tidak menemukan seorang penari berwatak licik, seniman itu berjiwa sosial tinggi, berkomunikasi pada siapapun, selalu terbuka, suka berbagi ilmu, suka nongkrong diwarung kopi dalam hal yang positif, suka membahas masalah seni budaya, menyukai generasi muda berbakat dan bertoleransi tinggi. 

Mereka suka kebebasan dalam berpendapat, suka bebas melalang buana tanpa bisa dicegah. Seorang penari menyukai tiap ada seni pertunjukan, selalu ingin berkecimpung dalam proyek-proyek seni, selalu meminta kepada teman-temannya agar di ajak pentas, juga mudah penasaran pada karya tari orang lain dan sebagainya.

SALAM BUDAYA PADA SEMUA PENARI TANAH AIR.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun