Mohon tunggu...
Agus Wicaksono
Agus Wicaksono Mohon Tunggu... -

Mas Agus, begitulah teman-teman dikantor dulu memanggil saya. Sekarang hanya tinggal dirumah saja, setiap hari kerja saya hanya bermain dengan komputer dan internet. Itulah 2 sahabat sejati saya. Tetapi karena perkembangan tekhnologi demikian cepatnya dan mobile, maka komputer telah digantikan peranannya oleh laptop (meskipun tidak 100%) Maklumlah sejak 7 tahun lalu sampai sekarang pekerjaan tetap saya adalah web programmer disebuah perusahaan swasta asing. Tetapi dengan tekhnologi internet saya dapat bekerja dari rumah (hiihihi... mungkin boss saya disana tidak tahu kalau disini saya sering kerja cuman pake sarung atau celana pendek saja. Mungkin juga gak pakai baju hiihihihihi...). Di tempat saya bekerja menerapkan sistem manajemen Virtual Office. Jadi ya beginilah saya, bekerja dirumah, tanpa perlu antri dijalan berjam-jam hanya demi menuju tempat yang namanya kantor.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

"Ngupi" Secangkir di Hari Minggu (Dilarang Merokok)

31 Januari 2010   04:31 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:09 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Mas Agus - Terbangun aku dari tidur, mendengar anakku yang baru berumur 14 bulan tertawa. Kulihat jam di dinding kamar, sudah jam 6.30 pagi. Masih terasa berat mata ini, tapi aku harus bangun dan mandi untuk mengantarkan anakku yang pertama ke sekolahnya, oh... ternyata dia masih tertidur pulas. Aku keluar kamar menuju ruang keluarga. Disana aku melihat istriku sedang menyuapi anakku. Kulayangkan pandanganku ke televisi yang sedang memutar film anak-anak, oh... ternyata ini adalah hari Minggu pantas saja anakku yang pertama masih tertidur pulas. Sambil duduk di sofa reot, ku cari acara tv yang masih menyiarkan berita, aaachhh... iklan lagi, ku ganti lagi channelnya, tidak berapa lama kemudian aaaccchhh... iklan lagi, ku ganti lagi channelnya, tidak berapa lama kemudian aaaccchhh... iklan lagi, ku ganti lagi channelnya, tidak berapa lama kemudian aaaccchhh... iklan lagi, menyebalkaaannnn... akhirnya ku ganti lagi channelnya ke stasiun tv yang belum menyiarkan iklan. Okelah kalau beg... beg... begitu... Secangkir "kupi" telah tersedia disampingku dan tidak lupa lengkap dengan jajanan pasar untuk sarapan pagi. Ku"sruput"... uuueeennnaaakkk tenan...!!!, segeralah rasa itu berkecamuk dimulut dan dikerongkonganku. Pahit, manis, gurih, terkadang ada sedikit rasa asam. Ya, aku memang penggemar "kupi" tetapi aku bukanlah perokok. Tidak ada sejarah penyakit ataupun larangan dokter kepadaku untuk tidak merokok. Karena bagiku merokok hanya akan merusak kesehatan dan segala sesuatu yang merusak nikmat dan rejeki dari Allah adalah HARAM untuk dikonsumsi.Tidak berapa lama bangunlah anakku yang pertama dari tidurnya dan memintaku untuk memindahkan channel televisi kesebuah stasiun yang menyiarkan film anak-anak. Kuberikan saja remote televisi kepadanya, supaya dia bisa sendiri memilih film yang dia sukai. Itulah aku, aku selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik untuk anakku. Aku berharap dia dan adiknya bisa menikmati masa kecilnya dengan bahagia tanpa merasa kekurangan sesuatu apapun. Tentu saja tanpa mengabaikan pendidikan, disiplin, sopan-santun, dan bertoleransi terhadap sesamanya. Ya, setelah engkau menikmati indahnya masa kanak-kanakmu kelak engkau juga akan merasakan "ngupi" secangkir seperti bapakmu ini. Tapi ingatlah pesan bapakmu ini, belilah "kupi"mu dengan uang hasil keringatmu sendiri, jangan membuat susah orang lain, supaya rasa "kupi" mu yang pahit tetap nikmat dan tidak membuat hidupmu pahit, tambahkan sedikit gula dan jangan terlalu banyak, supaya engkau tidak terjebak didalam manisnya kehidupan yang fana ini. Jika engkau memiliki uang lebih bolehlah tambahkan susu kedalam "kupi"mu, supaya engkau tetap mendapatkan gizi yang berguna didalam "kupi"mu dan bermanfaat bagi orang lain. Tontonlah acara telivisi yang berguna dan menghiburmu, semangatlah belajar, manfaatkan waktumu sebaik mungkin, pandai-pandailah bermain dengan teman-temanmu. Karena itu semua akan membuat kailmu menjadi kuat dan engkau akan mendapatkan ikanmu sendiri di kemudian hari. *** Animation courtesy: Microsoft ClipArt.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun