Mohon tunggu...
Agus Wibowo
Agus Wibowo Mohon Tunggu... -

kerja di pemerintahan, ingin maju dan berkarya.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Pejabat yang Sederhana

2 November 2013   13:09 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:41 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pejabat diidentikkan sebagai orang yang kaya dengan bertabur kekuasaan. apapun kemauannya selalu terpenuhi. ini semua belum tentu benar. namun opini itu juga banyak dirasa benar bagi mereka yang masih menjalan praktik-praktik tersebut. ini terlihat dari banyaknya kasus-kasus kolusi dan nepotisme yang pada akhirnya menjerat mereka ke dalam kegiatan korupsi.

Mengapa pejabat harus berpikir sederhana. makna sederhana  bisa diartikan apa adanya, nerima, tidak bergaya mewah. tetapi juga sederhana dilihat dari kinerja bisa dikaitkan dengan bagaimana mereka menjalani semua prosedur yang sederhana pula. tidak berbelit dan tidak sulit. bagaimana sebuah kinerja pejabat atau birokrasi mampu diatur ritmenya secara waktu, alur kinerja dan hasil yang jelas dan tepat. bagaimana mereka menanggapi setiap permasalahan wilayah yang juga sederhana.

Nampaknya sosok Jokowi dan Dahlan Iskan saat ini banyak menjadi buah bibir masyarakat. saya yakin kinerja mereka tidak hanya untuk mencari sisi popularitas semata, namun apa yang mereka lakukan sepertinya sudah menjadi kebiasaan hidupnya. mereka tidak canggung berhubungan langsung dengan warga, naik ojek, turun ke got dan lain sebagainya yang juga tidak begitu protokoler.

karenanya Reforma birokrasi ke depan adalah bagaimana kelembagaan birokrasi pemerintah mampu dijalankan secara efisien dan efektif. selama ini birokrasi indonesia baru menempatkan sisi pencapaian tujuan (efektivitas) semata tanpa menimbang aspek efisiensi baik dilihat sisi keuangan, tenaga kerja, waktu maupun nilai aset yang dipergunakan.

Aset-aset pemerintah perlu direvitalisasi agar lebih produktif hingga mampu memberi nilai lebih baik sisi kemanfaatan maupun pada upaya reinventing pada peningkatan pendapatan negara/pemerintah.  pola refungsionalisasi yang disampaikan oleh Menteri BUMN Dahlan ISkan beberapa waktu pada pertemuan para calon-calon presiden di jakarta, saya sepakat bahwa kinerja administratif pengawai makin dikurangi. selebihnya mereka digeser kepada kinerja fungsional teknis yang menangani fungsi layanan masyarakat secara langsung. Peran masyarakat dan swasta mulai diberi ruang dengan pola-pola kerjasama, dimana pemerintah harus mereposisi sebagai fasilitator, sedangkan warga dan swasta sebagai pelaku.

Disamping itu perlunya perubahan mindset perilaku birokrat dari yang dilayani menjadi pelayan. Memang tidak mudah, tapi pasti bisa. Niatan itu harus dimulai dari pejabat tingkat atas hingga ke bawah secara bertahap, terukur dan jelas progres reportnya. Pola hidup kesederhanaan dan bersahaja kiranya perlu diguyubkan kembali. lihat Jokowi dan Dahlan Iskan tadi dan saya yakin Pejabat diIndonesia ini masih banyak para Jokowi dan Dahlan Iskan lainnya yang belum terekspose. Mereka hidup sederhana dan bersahaja. bukan berarti mereka tidak boleh kaya raya dari hasil kinerja dan keringatnya. tetapi bagaimana mereka menjalani hidup dan kinerjanya secara sederhana. tidak banyak aturan birokrasi yang mengelilinginya, dan saya lihat simpel-simpel saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun