Bagian IV : Ahok dan Jusuf Kalla Adalah Tipikal Transformator Sejati
...... "Ahok atau JK adalah pendamping paling tepat Jokowi"
....... Jokowi yang "ndeso" bisa menjadi "obat" bagi banyak "korban" sikap Ahok
.... #Double_Jack ---> Jokowi + JK
Hari ini Rakyat Indonesia mendapatkan Kado Istimewa dari PDIP dengan adanya Deklarasi pencapresan Joko Widodo, kado ini juga sebuah wujud betapa besar kenegarawan Ibu Megawati yang memang layak diberi gelar politikus paling matang se Indonesia dalam kancah politik menjelang 2014.
Secara sederhana saya mencatat 2 (dua) langkah PDIP beberapa tahun lalu dan 3 (tiga) langkah PDIP dalam beberapa hari terakhir ini sangat layak untuk diapresiasi sebagai langkah strategi untuk membangun pondasi politik bagi sebuah parpol ideologis.
Dua langkah pertama adalah : (1) pilihan sebagai Oposisi dan konsisten untuk tetap berada diluar pemerintahan walau berkali-kali pihak Pemerintahan SBY mengajak melalui alm. Taufik Kiemas untuk bergabung dalam pemerintahan. Pilihan oposisi ini membawa dampak cukup besar bagi peningkatan pamor PDIP dimata rakyat dianggap sebagai partai ideologis yang tidak haus kekuasaan,sehingga makin besarnya arus migrasi dukungan dari koalisi ke oposisi yang kecewa dengan maraknya skandal korupsi di era pemerintahan SBY. (2) Membawa Jokowi ke kancah nasional step by step melalui kesuksesan sebagai Walikota Solo lalu menjadi Gubernur Jakarta. Popularitas Jokowi yang merakyat makin menyempurnakan elektabilitas PDIP. Kemampuan menduetkan Jokowi - Ahok adalah solusi cerdas untuk mengatasi problem DKI yang sudah amat parah baik secara struktural maupun kultural.
Tiga Langkah strategis PDIP dalam beberapa hari terakhir (1) meng-upload "Kabinet Bayangan 2014-2019" merupakan langkah SMART dari Team yang dipimpin oleh Prof. Hendrawan S. langkah ini bisa dijadikan pegangan Rakyat bahwa PDIP memang siap Menang dan efeknya pasti bisa bikin keder lawan politik. (2) Kunjungan Ibu Megawati ke Surabaya dengan menggandeng Jokowi untuk menyelesaikan "keruwetan" Walikota Surabaya Ibu Tri Risma Harini. Sungguh sebuah terobosan cerdas mempertemukan sosok Jokowi yang sudah kenyang menghadapi "lingkungan resisten" di DKI dengan Bus Risma dan Wagub yang sedang digoyang banyak pihak. Langkah ini jelas menutup celah spekulasi bagi lawan politik untuk mempermainkan atau bahkan mengadu domba internal PDIP guna melumpuhkannya sebelum bertanding di Pemilu 2014. (3) Deklarasi pencapresan Jokowi, adalah langkah tepat guna mengurangi energi ketidakpastian dikalangan "pedukung Jokowi". Jika deklarasi dilakukan setelah Pileg dikhawatirkan mereka akan golput karena mereka pikir bisa diibaratkan "beli kucing dalam karung", dengan kalkulasi politik sepertinya resikonya lebih ringan jika deklarasi dilakukan sekarang. Dan betul reaksi rakyat dan pasar sangat positip, bahkan pasar modal menyambut dengan suka cita yang ditampilkan dengan naiknya IHSG sampai 3% yang tidak terjadi di hari-hari sebelumnya.
Lalu siapa yang layak menjadi Cawapres bagi Jokowi? Saya jawab pertama, yang paling pas adalah Wagub DKI Ahok, itu adalah pasangan paling serasi.
(1) Jokowi yang santun, sabar, sistematis mampu meredam gaya kerja Ahok yang meledak-ledak tanpa kompromi.
(2) Jokowi akan menjadi dinamis jika mendapat stimulus gaya Ahok yang uraan.
(3) Banyak pihak yang menjadi "korban" keganasan Ahok dapat "diobati" oleh kesantunan Jokowi.
Selanjutnya kedua yang saya rekomendasikan menjadi Cawapres Jokowi adalah Jusuf Kalla, dimana beliau sebagai teknokrat mirip "survival jalanan". JK adalah sosok yang mampu mendampingi Jokowi pada tugas-tugas eksekusi strategis. JK adalah sosok pemilik "Strategy Capability" paling unggul di Indonesia saat ini dibanding capres-cawapres yang ada sekarang.
Dalam catatan saya mengenai layaknya JK sebagai Cawapres pernah saya tulis di Kompasiana terkait Langkah JK sebagai Ketua Umum PMI dalam mengatasi korban bencana Gunung Merapi Jawa Tengah Tahun 2010 - 2011. Lihat http://ekonomi.kompasiana.com/manajemen/2010/11/06/beda-jk-beda-sby-316676.html
Catatn kedua tentang JK juga pernah saya tulis di catatn Facebook terkait "perceraian" antara SBY vs JK menjelang Pemilu 2009 yang akhirnya membuat Pemerintahan SBY terpuruk sepanjang periode 2009 - 2014. https://www.facebook.com/notes/agus-wibowo/kenapa-terjadi-market-stupid-mereka-golkar-jk/88212623400
Bersambung.......
Agus Wibowo
Semarang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H