Kegiatan Apapun oleh pegian sastra saat ini merupakan upaya memajukan sastra Indonesia. Seperti kegiatan sastra oleh para pelaku sastra yaitu seperti yang diusung yaitu Hari Puisi. Hari Puisi sah dirayakan oleh kita semua tetapi sulit mendapatkan pengakuan pemerintah dan masyarakat sastra. Hal ini karena puisi adalah jenis sastra dari kesusastraan.
Jika ada Hari Puisi maka Hari Cerpen atau Hari Novel pasti ada karena kedudukannya adalah sama yaitu sama-sama jenis sastra. Meski Hari Ibu ada dan Hari Bapak belum ada tetapi tidak dipadankan dengan hari ibu, karena puisi bukan Ibu dari semua sastra.
Namun kebebasan mengemukakan pendapat harus dijunjung. Dan tentu saja memperingati hari puisi sah-sah saja sifatnya, walaupun hari cerpen atau hari novel belum ada yang merayakannya.
Kini kalangan penyair  merasa gembira akan adanya hari puisi sebagai hari mereka. Namun perlu diingat mementum kelahiran kematian dan peristiwa juga tragedi tokoh bangsa ini seperti memperingati kelahiran dan kematian sastrawan Chairil Anwar sebagai Hari Puisi yang diperingati secara nasional mendapat pengakuan pula dari masyarakat luas dan pemerintah.
Apalagi terdapat dua tanggal peringatan hari puisi dalam bulan yang berbeda. Yaitu mengambil tanggal hari Kematian dan satunya lagi hari puisi yang mengambil tanggal hari kelahiran Chairil Anwar, pujangga angkatan 45, yaitu tanggal 28 April dan tanggal 26 Juli. Dua hari puisi yang diperingati justru oleh kalangan sastrawan dan juga mungkin ada tanggal hari puisi yang lain yang dirayakan juga.
Biasanya peringatan itu menandai kelahiran, atau kematian atau peristiwa, Peringatan yang menandai kematian seorang Sastrawan seperti Chairil Anwar sunguh merupakan doa yang luar biasa bagi sastrawan pendahulu kita.
Sedapatnya mengambil hari peringatan apa saja sebagai hari jadi mengambil tanggal dari peristiwa yang menandai peristiwa yang dialami bangsa ini secara nasional. Dalam hal ini, Hari Puisi, tentu tanggal peringatan itu adalah tanggal istimewa bagi yang memperingatinya.
Jika pilihan itu adalah pada hari Kematian atau kelahiran pujangga Chairil Anwar, maka  penetapannya tentu mempertimbangkan dengan membandingkan tokoh lain yang juga melekat sebagai sosok yang melekat dari sebuah peristiwa bangsa dalam derajat nasional.
Jika hari puisi itu mengambil hari kelahiran atau kematian Chairil Anwar maka alasan penyebutan tanggal itu sebagai Hari Puisi perlu dikemukakan alasannya.
Chairil memang monumental karyanya, tetapi bagaimana dengan peran sastrawan lainnya bahkan jauh sebelumnya Raja Ali Haji tlah memulainya membuat puisi di Tanah Air ini. Apalagi penyebutan tanggal Hari Puisi itu ada dua tanggal sehinga tak lazim ada dua hari penyebutan tanggal sebuah hari peringatan.
Jika pilihan untuk mengusung hari puisi itu diambil dari hari kematian atau hari kelahiran Chairil, maka alasan pilihan hari peringatan itu diterima masyarakat luas. Kenapa tidak mengambil pujangga angkatan Lama, atau ketika peristiwa Wiji Tukul. Tetapi peringatan Hari Puisi sudah berjalan, bahkan kini ada dua tanggal.