Hasil Pemilihan Anggota Legeslatif pada 2014 lalu di Jawa Barat dengan perolehan merata di setiap partai peserta pemilu legeslatif (tertinggi 20%) menandakan bahwa Masa mengambang di pilkada jabar 2018 ini dalam kisaran 40 % . Hasil ini dikuatkan dengan bukti bahwa keadaan politik di Jabar sallu berubah-ubah. Pada Pilkada jabar 2013 lalu, Calon Patahana yang tidak diunggulkan bisa menang di pilkada.Â
Masa mengambang di Jawa Barat menjadi alasan begitu cepat berubahnya pasangan-pasangan calon gubernur dari beberapa koalisi sehingga menjadi bertambahnya masa mengambang di Jawa Barat. Grafik dinamika yang berubah-ubah itu membuat Jawa Barat menjadi arena pertarungan politik yang ramai saat ini.
Proses pendewasaan politik pada masyarakat di Jawa Barat belum mengalami kemajuan yang berarti. Tampak citranya masih menempatkan figur ketimbang gagasan. Pemilihan figur yang meliputi sosoh fisik, sifat (jujur, bijaksana, tegas, berwibawa dll), kemapuan,kepemimpinan, serta kepopulairan masih mendominasi pilihan masyarakat. Mereka ini adalah masa mengambang yang masih memiliki perilaku politik yang tidak mandiri (kurang stabil) dan gampang dipengaruhi. Masa mengambang yang banyak inilah yang akan menjadi rebutan partai-partai politik di Jawa Barat.
Masa yang menggantung cukup besar ini membuat banyak spekulasi, dugaan yang belum mendapat kenyataan, dari berbagai koalisi pilkada yang saat ini di Jawa Barat. Beberapa kecenderungan itu muncul manakala terjadi dinamika cepat politik di Jawa Barat. Beberapa proses tampak jelas terlihat seperti: sulitnya Ridwan Kamil mencari pasangan Cawabub, Terlihat pemaksaan' PPP untuk memasangkan cawabnya UU Ruzhanul Ulum mendampingi Ridwan Kamil, Ditariknya dukungan Golkar untuk Ridwan Kamil dan berganti Dedi Mulyadi,Â
Batalnya dukungan PKS untuk Deddy Mizwar, Munculnya Sudrajat sebacai cabub dari Gerindra dan lain-lain yang semuanya belum dapat kepastian sampai dengan pendaftaran Cagub dan Cawagub di KPU pada 8-10 Januari 2018 nanti.(Rg Bagus Warsono, penyair tinggal di Indramayu)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H