Ceritanya, sebelum pengumuman, ada voting untuk memilih Kompasianer Favorit. Voting dilakukan secara online untuk masing-masing kategori.
Untuk kategori Nomine Best In Citizen Journalism ada nama saya, Gregorius Nafanu, Widi Kurniawan, Ikrom Zain, dan Fauji Yamin.
Awalnya saya share link untuk vote Kompasianer Favorit ke beberapa teman saja. Tak lama kemudian, saya menerima banyak pesan WA, dari memberi ucapan selamat sampai mengirimkan bukti dukungan via screenshot.
Saya menjawab satu per satu dukungan mereka. Namun saya belum memutuskan untuk berangkat karena belum ada biaya.
Dua hari menjelang keberangkatan, saya merasa surprise. Pasalnya, dua sahabat lama (namanya sengaja saya rahasiakan) menghubungi saya. Mereka memberi ucapan selamat setelah mendapat link vote Kompasianer Favorit.
Senangnya lagi, mereka juga meminta nomor rekening saya. Ah, rezeki yang datangnya tidak disangka-sangka. Kebahagiaan makin membuncah karena bukan hanya saya, istri saya akhirnya bisa ikut ke Jakarta.
Kami datang ke Stasiun Gambir, pagi buta. Kami menyempatkan untuk menunaikan salat Subuh di musala stasiun legendaris tersebut. Rencananya setelah itu, kami akan bertemu teman sebelum berangkat untuk check in di hotel yang dekat dengan Bentara Budaya.
Kejadian tak disangka, teman saya berhalangan. Kami memutuskan tidak jadi bertemu. Kami pun memilih bertahan di Stasiun Gambir. Hampir tujuh jam kami berada di sana. Untuk mengisi waktu, saya sempatkan kulineran, pijat refleksi, dan menulis artikel.
Sekira jam 12.30, kami baru meninggalkan stasiun menuju hotel.
Selepas acara, kami menikmati suasana Jakarta, meski tidak kelewat banyak. Rencana ke Kota Tua Jakarta terpaksa kami batalkan karena jadwalnya mepet.
Kami masih bersyukur bisa bertemu kawan yang menjadi jurnalis Tempo, yang kebetulan kantornya hanya 100 meter dari hotel kami menginap. Selebihnya, saya kulineran sebelum akhirnya kembali ke Stasiun Gambir untuk perjalanan pulang.