2. Goa Pindul
Namanya unik. Saya sempat tanya kenapa diberi nama pindul. Dikutip dari cerita seorang pemuda bernama Joko Singlulung mencari ayahnya yang hilang. Dia menyusuri banyak hutan dan goa. Ketika berada di goa pipunya terbentur, sehingga dinamakan Goa Pindul. Pindul diambil dari kata pipi kejendul (pipi terbentur).
Banyak knowledge dan insight yang didapat setelah mengunjungi goa ini. Goa ini memiliki banyak kilauan stalaktit (batuan kapur yang tumbuh dari bagian atas gua) dan stalagmit (kebalikan dari stalaktit). Usianya ribuan tahun, berwarna putih kristal.
Di sana juga ada stalaktit gong, kalau dipukul akan menghasilkan suara mirip gong, membahana karena terpantul di dinding goa. Terdapat juga sebuah ruangan yang cukup besar dengan lubang di atasnya yang berada di tengah goa.
Kami juga menyisir sungai dengan ban mobil sebagai pelampungnya. Saya waktu kecil sering ngintir seperti ini di Kalimas. Malah pakai ban prahoto. Arusnya deras. Tapi di sungai ini arusnya tenang.
Kami yang ngintir berempat dibantu dorongan pemandu wisata. Tahap pertama berjarak 350 meter, tahap kedua berjarak 1,5 km. Kami cukup lama menghabiskan waktu di air terjun.
Â
3. Pantai Timang
Ini wisata paling ekstrem yang pernah kami lakukan. Kami menyewa jip untuk sampai ke lokasi. Selama perjalanan kami melewati persawahan dan perbukitan dan persawahan yang terjal. Jalanan dipenuhi batu-batu.