Butuh kesabaran dan ketelatenan. Itulah yang saya rasakan ketika mendidik anak-anak agar lebih tekun beribadah. Terlebih di bulan Ramadan.
Bagi saya, menanamkan nilai-nilai ibadah di bulan Ramadan sangat penting. Banyak hikmah yang bisa dipetik. Pelajaran kehidupan dengan landasan tuntunan yang dicontohkan Rasulullah.
Sejak dulu, saya meyakini menentukan kesuksesan bukan ditentukan dari angka-angka di rapor sekolah. Kesuksesan bukan bersumber dari pendidikan di sekolah bergengsi.
Identitas dan kemampuan seseorang tidak dapat diukur berdasarkan nilai dalam ijazah. Ada ukuran-ukuran baru untuk menilai kemampuan seseorang. Salah satunya hasil karya mereka atau bahkan pengalaman seseorang dalam melakoni sebuah profesi
Untuk itu, bagi saya, anak-anak harus diarahkan sejak dini agar memiliki menjadi habit atau kebiasaan yang dapat menimbulkan sebuah value (nilai). Dari value ini dapat meningkatkan kualitas hidup.
Seperti referensi yang layak disimak ini: penelitian dari Thomas J. Stanley, Ph.D, penulis buku asal Amerika. Dia telah mendapat banyak penghargaan. Salah satu karya yang terkenal adalah buku Millionaire Mind.
Stanley meneliti, dari 100 faktor yang berpengaruh terhadap kesuksesan, IQ hanya berada di urutan ke 21, bersekolah di sekolah bergengsi di urutan ke 23, dan lulus dengan nilai terbaik atau hampir terbaik hanya ada di urutan ke 30.
Lantas, faktor pertama yang berpengaruh terhadap kesuksesan seseorang? Stanley menuliskan kesepuluh faktor itu adalah:
1. Kejujuran (Integritas)
2. Kedisiplinan
3. Pergaulan (good interpersonal skill)