Mohon tunggu...
AGUS WAHYUDI
AGUS WAHYUDI Mohon Tunggu... Jurnalis - setiap orang pasti punya kisah mengagumkan

Jurnalis l Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Eh, Sudah 3 Tahun Produk UMKM Surabaya Dijual di Pesawat Citilink

4 Desember 2020   13:51 Diperbarui: 28 Januari 2021   13:47 454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pramugara Citilink memamerkan produk UMKM Surabaya sebelum dijua di dalam pesawat. Foto:dok/pahlawan ekonomi

Kabar terakhir, Citilink masih melakukan repeat order pada September 2020 lalu. Meski kapasitas pesanannya tidak sebesar sebelum pandemi Covid-19.       

***

Empat pelaku UMKM Pahlawan Ekonomi Surabaya yang produknya dijual di dalam pesawat Citilink saya pastikan tidak bermodal instan. Mereka merintis usaha dalam kurun waktu yang cukup lama. Melakukan bekali-kali eksperimen sebelum menemukan produk unggulan. Mereka juga mampu bertahan di masa krisis. Berikut profil mereka:  

1. Choirul Machpuduah

Seorang mantan aktivis buruh pabrik yang Di-PHK akibat membela hak-hak buruh perempuan. Dia mendirikan Kampung Kue Tradisional (komunitas produsen jajan pasar) di daerah Rungkut, Surabaya  karena melihat peluang rekan-rekan buruh tidak sempat sarapan kalau pagi.

Sebagai Pemenang Pahlawan Ekonomi, dia merintis usaha baru (spin off) cookies, seperti almond crispy, supaya tidak bersaing dengan sesama komunitasnya. Setelah ikut Tatarupa, dengan kemasan dan branding lebih baik, harga produk bisa naik dari Rp 35 ribu menjadi Rp 55 ribu.

Usahanya makin meroket setelah ia tidak hanya berjuan offline, tapi juga memanfaatkan digital marketing. Omzetnya naik berlipat-lipat dari Rp 5 juta sebulan menjadi Rp 35 juta per bulan saat ini. Bahkan setiap Lebaran omzetnya naik dua kali lipat menjadi Rp 70 juta per bulan.

foto: dok/pahlawan ekonomi
foto: dok/pahlawan ekonomi

2. Diah Arfianti

Perempuan ini pernah merasakan pengalaman pahit bersama suaminya di-PHK lantaran perusahaan tempat mereka bekerja bangkrut. Diah memertahankan hidup keluarganya dengan berbisnis kuliner, seperti nasi bebek dan kue kering, seperti nastar, di momen Lebaran dan Natal.

Setahun terakhir, sebagai Pemenang Pahlawan Ekonomi, Diah ikut Tatarupa, fokus di Kue Kering terutama Nastar dengan kemasan dan branding yang lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun