Berasa bernostalgia. Menyaksikan Konser 7 Ruang, Jumat (21/8/2020) malam. Konser musik virtual live streaming. Menggunakan platform media sosial YouTube. Persembahan DDSS Music. Diadakan untuk membantu para pekerja seni dan tim produksi yang terdampak Covid-19.
Sudah memasuki episode ke-51. Malam itu, digelar Tribute to Deep Purple. Yang tampil para musisi legend Indonesia. Mereka berkolaborasi. Yakni, Toto Tewel (gitaris Elpamas dan Iwan Fals), Jelly Tobing (drummer Super Kid yang berjaya di era 70-an), dan Ikmal Tobing (anak Jelly Tobing yang juga drummer TRIAD dan Mahadewa), serta Mando (keyboardist Grassrock, grup rock 80-an yang berulang kali menyabet juara festival musik rock). Personel lain, Amir Roes (vokal) Pipit (vokal), dan Adhyt (drum).
Konser 7 Ruang ini sudah berlangsung sejak Juni 2020. Bisa dibilang alternatif pentas musik selama Pandemi Covid-17. Donny Hardono, pemilik Studio DSS Music, menyebut konser virtual ini diadakan karena konser konvensional sulit dilakukan di era pandemi sekarang. Dia mengklaim, konser virtual ini menjadi satu-satunya pilihan agar musisi bisa terus berkarya dan menghibur pendengarnya. Â
Di Konser 7 Ruang ini, para musisi bermain di ruangan terpisah. Jika ada satu ruangan  diisi dua orang, mereka harus berjarak. Konser ini tidak berbayar. Tapi membuka donasi melalui rekening bank, digital wallet, dan PayPal. Jadi kita bisa lihat, penampilan siapa yang paling banyak mendapat donasi.
Deretan musisi yang sudah tampil di Konser 7 Ruang ini, antara lain Vina Panduwinata, Ruth Sahayana, Titi DJ, Fariz RM, Mus Mujiono, Deddy Dhukun, Elfa's Singer, Andre Hehanusa, dan masih banyak lagi. Dari jajaran grup band ada Krakatau, Karimata, Emerald, Cockpit, Powerslave, Solid'80, dan masih banyak lagi. Â Â
Di Tribute to Deep Purple, saya memberi apresiasi khusus buat Toto Tewel. Dia tampil "gila". Ciamik soro, begitu kata orang-orang seusia saya. Menjadi virtuoso yang mampu membuktikan kepada publik dengan permainan solo gitar. Ditunjang musisi lain yang berkarakter dan punya jam terbang tinggi.
Ada 24 lagu Deep Purple yang dibawakan di konser tersebut. Dan Toto Tewel benar-benar menjadi pembeda. Dia seolah memberi suntikan "roh" Ritchie Blackmore. Di semua lagu Deep Puple yang dinyanyikan bergantian dan bareng oleh Amir Roes dan Pipit. Â Sementara di posisi drum, Ikmal Tobing bergantian dengan Adhyt.Â
Mungkin agak berlebihan. Tapi itulah yang saya rasakan dan juga beberapa orang yang menonton konser tersebut. Selama empat jam konser berlangsung, Toto Tewel tampil konstan. Hampir tak ada kesalahan nada atau intro. Di lagu Burn, misalnya. Toto Tewel menyuntik suasana "terbakar" oleh hentakan musik rock.
The sky is red/ I don't understand/past midnight I still see the land/.
People are sayin' the woman is damned/ she makes you burn with a wave of her hand
The city's a blaze/the town's on fire/The woman's flames are reaching higher.
We were fools, we called her liar/All I hear is "Burn!"
Toto tewel juga mampu tampil melodius. Seperti saat para musisi membawakan When a Blind Man Cries dan Wasted Sunset. Serasa mendengar musik aslinya. Sedapp... betul.
The day is gone/When the angels come to stay/And all the silent whispers/Will be blown away
And lying in the corner/A pair of high heel shoes/Hanging on the wall/Gold and silver for the blues
One too many wasted sunsets/One too many for the road/And after dark the door is always open/Hoping someone else will show
***
Saya mengenal Toto Tewel sejak 2007. Saat ikut terlibat dalam pergelaran konser musik rock di Balai Pemuda Surabaya. Yang digelar secara periodik. Menghadirkan para musisi dan grub rock di Indonesia. Selain Toto Tewel, ada Achmad Albar, Ian Antono, Ucok AKA Harahap, Arthur Kaunang, Sawung Jabo, Eet Sjahranie, Andi rif, dan masih banyak lagi.
Toto Tewel tampil beberapa kali di salah satu ikon Kota Surabaya itu. Bersama Elpamas dan berkolaborasi dengan musisi Surabaya. Seperti Pungky Deaz (Andromeda), Mugix (Power Metal), Ipunk (Power Metal), Gatuk Gondez (Macan), dan Elton (The Shadow).
Di Surabaya, fans Toto Tewel lumayan banyak. Mayoritas penggemarnya menyebut pria kelahiran Pandaan tersebut, sebagai satu gitaris terbaik di Indonesia. Terlebih pengalamannya bergabung dengan Kantata Takwa dan Iwan Fals.
Meski terkenal, Toto Tewel gak pernah terlihat jemawa. Dia sosok yang ramah, kalem, dan humble. Dia selalu bermurah hati diajak ngobrol maupun berfoto bersama. Pun ketika dipuji, dia selalu merespons dengan berupaya mengalihkan pembicaraan.
Yang paling saya ingat dari Toto Tewel adalah penampilannya. Mengenakan kaus, celana jins sobek-sobek, kepalanya tersemat bandana, di lehernya tergantung kalung bermata batu alam dan kacamata hitam.
Ada cerita menggelikan dengan penampilannya itu. Suatu ketika, Toto Tewel ada job manggung di Balai Pemuda. Sehari sebelumnya, dia pulang ke Pandaan. Karena harus soundchek siang, Toto Tewel berangkat pagi dari Pandaan.
Turun di Terminal Purabaya Bungurasih, Toto Tewel bermaksud mencari taksi. Saat berjalan menuju pangkalan , dia disapa orang yang tidak dikenal, "Mas, sampeyan gitarise Palapa, yo. (Anda gitaris grup Palapa, ya)."
Palapa adalah grup dangdut yang terkenal di Jawa Timur. Membawakan lagu-lagu dangdut koplo. Punya fans cukup banyak. Bukan hanya di Jawa Timur tapi juga di kota-kota lain  di Indonesia. Sering mengiringi penyanyi dangdut terkenal seperti Inul Daratista.
Toto Tewel yang disapa seperti itu hanya terkekeh, lalu menggelengkan kepala. "Duduk Cak, duduk (Bukan Cak, bukan red)," ucap pria yang bernama lengkap Emmanuel Herry Hertoto itu.
Kejadian itu diceritakan dia saat bertemu teman-teman musisi rock di Balai Pemuda. Semuanya pun ngakak bareng. Toto Tewel pun larut dalam guyonan seraya misuh-misuh. Kwkwkw..(agus wahyudi)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H