Mohon tunggu...
AGUS WAHYUDI
AGUS WAHYUDI Mohon Tunggu... Jurnalis - setiap orang pasti punya kisah mengagumkan

Jurnalis l Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Petani dan Pasar yang Masih Gelisah

16 Agustus 2020   20:44 Diperbarui: 17 Agustus 2020   05:03 720
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ilustrasi foto: charlottesgotalot.com
Ilustrasi foto: charlottesgotalot.com

Kegairahan pasar petani sangat ditentukan kepentingan dan keuntungan yang akan diperoleh petani. Selama ini, petani lebih memilih menjual barangnya ke tengkulak karena tak ingin terbebani biaya kalau harus berjualan di pasar induk. Sederhananya, petani ingin mendapatkan pendapatan besar dan mengurangi biaya pengeluaran.

Oleh sebab itu, perlu terobosan kreatif dengan menggandeng pihak yang memiliki logistik dan perdagangan berskala nasional/internasional yang berkompeten. Keberadaan logistik dan perdagangan tersebut akan merangsang petani, pedagang, dan pembeli datang ke pasar petani.

Model yang ditawarkan, pihak logistik memberi kartu diskon bagi petani yang mau menjual barangnya di pasar petani. Para petani yang memiliki kartu tersebut bisa mendapatkan barang-barang segar dengan kemasan khusus dan grocery food yang dijual pihak di logistik.

Dengan begitu, petani akan mendapat keuntungan lebih, dimana mereka bisa menjual barangnya di pasar petani, pulangnya bisa membawa barang-barang segar dari pihak logistik yang dijual lebih murah dari harga di pasaran.

Adanya pihak logistik dan perdagangan ini juga bisa jadi jembatan bagi petani. Selama ini, para petani makin terpinggirkan dan tidak punya akses dalam perdagangan. Mereka tak berdaya dengan harga barangnya yang bisa seenaknya dimainkan tengkulak. (agus wahyudi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun