Mohon tunggu...
AGUS WAHYUDI
AGUS WAHYUDI Mohon Tunggu... Jurnalis - setiap orang pasti punya kisah mengagumkan

Jurnalis l Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Amien Rais dan Sepotong Kisah di Era Reformasi

13 Mei 2020   23:42 Diperbarui: 18 Juli 2020   14:05 496
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nama Amien Rais kembali santer jadi perbincangan publik. Penyebabnya apa lagi kalau bukan rencana dia mendirikan partai baru. Amien akan segera meninggalkan Partai Amanat Nasional (PAN). Itu juga dikuatkan dengan keputusan Hanafi Rais, putra sulung Amien Rais, mundur dari PAN dan anggota DPR RI periode 2019-2024.

Rasanya agak janggal bin aneh jika Amien Rais harus meninggalkan PAN. Karena partai berlogo matahari terbit itu didirikan dengan susah payah di era reformasi. Dengan platform modern yang saat itu banyak mencuri perhatian banyak kalangan. Bahkan, salah satu isu Negara Federal yang dilontarkan Amien Rais, sempat menjadi perdebatan publik lantaran dianggap membahayakan eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Tahun 1998, saya ikut "mengawal" embrio pendirian PAN di Jawa Timur. Bukan sebagai fungsionaris maupun aktivis, tapi sebagai jurnalis. Masa itu, salah satu pelopornya, Djoko Susilo (mantan Dubes Swiss, kini sudah almarhum).

Saya juga mendapat tugas dari Suara Indonesia (sekarang menjadi Radar Surabaya) untuk meliput aktivitas Amien Rais di Jawa Timur. Di masa itu, beberapa kali saya ikut pertemuan Amien Rais. Dari pertemuan yang bersifat terbuka sampai yang tertutup. Juga keriuhan ketika Amien Rais dihadang sekelompok orang. Dari kabar Amien pergi diam-diam dibonceng motor menghindari kerumunan massa pendemo dirinya. 

Suatu ketika di era reformasi, Amien Rais mengisi acara diskusi di Kantor Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur. Saya mengikuti acara yang tidak ada pemberitahuan ke publik. Aula PWM Jatim tempat berlangsungnya acara penuh sesak. Masa itu, Amien Rais memang jadi media darling. Banyak pernyataan dia yang layak muat karena menggugah keingintahuan publik. Apalagi dia disebut sebagai calon presiden dan tokoh reformasi.

Di sesi tanya jawab, saya berkesempatan mengajukan pertanyaan. "Nama Pak Amien santer disebut bersedia dicalonkan menjadi presiden. Menurut pengamat politik Eep Safullah Fatah, kalau Pak Amien mundur berarti mengkhianati demokrasi?"

Amien tersenyum mendengar pertanyaan saya. Dalam tanggapannya dia bercerita diskusi di YLBHI Jakarta. Saat itu, paranormal Permadi merangsek ke depan, lalu menyampaikan "tantangan", apakah Pak Amien bersedia dicalonkan jadi presiden? Amien spontan menjawab, "Insya Allah saya siap."  Sejak itu, nama Amien Rais makin populer. Hingga dia mendirikan PAN dan menjadi ketua umum, 17 Agustus 1998.

Usai diskusi, di tengah kerumunan orang, saya sempat bersalaman dengan Amien Rais. Dia kemudian memeluk pundak saya seraya berucap, "Saya suka ada diskusi seperti ini. Tolong lebih ditingkatkan. Kalau bisa ada diskusi buku untuk membuka cakrawala pemikiran kita."

Saya sempat menulis opini di Jawa Pos soal pendirian PAN. Saya juga melontarkan kritik terhadap langkah Amien Rais yang tergopoh-gopoh dalam pendirian partai itu. Terutama kaitan dengan Muhammadiyah. Di mana sebelum PAN lahir, Amien masih menjabat ketua umum PP Muhammadiyah. 

Banyak yang protes terkait artikel yang saya tulis. Sebagian orang menganggap saya gak paham politik dan "tidak membela" Amien Rais. Saya menjawab, kalau tidak sepaham silakan menanggapi melalui tulisan. Menulis opini tandingan. Tulisan berbalas tulisan. Jelas itu lebih indah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun