Pendeknya, berkebun bukan hanya sekadar hobi, apalagi djadikan kegiatan menghilangkan kepenatan. Berkebun menjadi tren positif untuk menyediakan makanan tambahan.
Ah, sedap betul membayangkannya!
***
Untuk memompa semangat, saya bareng istri ingin memulai dengan menata tanaman hias . Kebetulan di rumah beberapa tanaman hias yang gak terurus. Sebagian sudah mati. Â Hari Minggu, kami ke Pasar Bunga Kayoon. Berangkat selepas Ashar.
Saya gak ingin berlama-lama. Beli keperluan secukupnya. Gak boleh lebih satu jam. Habis itu balik ke rumah. Perkiraan saya juga gak melesat. Jalanan Surabaya pada hari Minggu pasti lengang. Semua ruas jalan protokol nampak sepi. Seperti kawasan Balai Kota Surabaya dan sekitarnya.Â
Tidak terlihat penumpukan kendaraan di traffic light. Gak seperti hari-hari biasa yang selalu padat. Para sopir ojek online (ojol) lebih banyak nganggur. Menepi di bahu jalan sambil melihat smartphone-nya.
Surabaya memang belum memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Gubenur Khofifah Indar Parawansa baru memutuskan penerapan PSBB Kota Surabaya, Gresik, dan Sidoarjo, Minggu (18/4/2020). Ini setelah Gubernur Khofifah mengundang Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Plt Bupati Sidoarjo Nur Ahmad, dan Plt Bupati Gresik Nadlif di Gedung Negara Grahadi.Â
Surat resmi penerapan PSBB Surabaya Raya (begitu menyebutnya, red) telah dikirim Gubernur Khofifah kepada Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto. Â Â
Saya memilih ke Pasar Bunga Kayoon karena saya anggap cukup lengkap. Sama juga di Pasar Bunga Bratang. Hanya, keberadaan Pasar Bunga Kayoon lebih dekat dari rumah.Â
Hampir semua jenis tanaman hias ada di sana. Berikut aneka jenis pupuk, pot, dan lainnya. Ada beberapa pengurus Himpunan Pedagang Pasar (HPP) yang juga saya kenal. Â Â
Di pasar legendaris itu juga dihuni banyak perajin karangan bunga. Mereka bisa menerima pesanan papan karangan bunga. Untuk ucapan duka cita/bela sungkawa, pernikahan, ulang tahun perusahaan, pembukaan toko/kantor, keluluhan wisuda, anniversary, dan lain sebagainya.