Bobby benar-benar ingin menyendiri, sore ini. Mengurung diri di kamar, rebahan di kasur pakai kaus oblong dan sarung. Menenggelamkan diri dalam alunan musik.Â
Seperti kebiasaan dia mengusir kesuntukan, memasang earphone yang disambungkan ke smartphone-nya. Ia nikmati deretan lagu berformat MP3 yang di-download dari aplikasi musik rujukan banyak orang.  Â
Bobby merasakan turunnya endapan dari otaknya. Seperti embun pagi yang mengumpal bak jerawat, lalu lamat-lamat menetes. Tenang dan halus. Kemudian lenyap disapu mentari. Â Â
Bobby merekatkan jari jemari tangan di rambut ikalnya. Perlahan, ia usapkan berkali-berkali. Sejenak, tangannya terhenti dalam posisi tertindih kepala. Mata Bobby menerawang. Sesekali, ia pejamkan mata, menarik napas dalam-dalam, menahannya, dan pada hitungan kedelapan ia hembuskan.Â
Entah pada menit ke berapa, pikiran Bobby terusik. Saat mengalun Badai Bulan Desember. Lagu milik AKA. Grup band legendaris asal Surabaya. Salah satu lagu favoritnya. Di usianya yang belum genap 18 tahun, Bobby memang punya preferensi berbeda dengan kawan-kawan seangkatannya. Dia biasa bergaul dengan orang-orang yang usianya jauh di atasnya. Pun dalam urusan musik, Bobby lebih banyak tahu band-band legendaris ketimbang yang kekinian.
Bobby kenal lagu-lagu AKA dari koleksi piringan hitam original milik Haryono, ayahnya. Pun sejarah terbentuknya grup ini, Bobby cukup banyak tahu.
AKA yang diambil dari nama Apotik Kaliasin (AKA) di Surabaya, Apotik milik ayah Ucok, Ismail Harahap. Juga personel yang menggawangi AKA, Ucok Harahap (vocal), Soenata Tanjung (gitar), Arthur Kaunang (bas), dan Syech Abidin (drum).
Di antara personel AKA, nama Ucok Harahap paling mendapat perhatian Bobby. Gayanya eksentrik. Penampilannya khas rocker masa itu: gondrong, berkumis lebat, pakai jins ketat, pakai kaus tank top dan sepatu boots. Â
Bobby merasa berbeda mendengarkan lagu itu. Â "Ada kesan magis dan penuh misteri," begitu perasaan cowok yang membiarkan kumis dan jambangnya tumbuh bak semak belukar.Â
Tidak kelewat susah bagi Bobby memainkan chord lagu tersebut. Dari intro, reffrain, sampai interlude-nya. Bahkan dia sempat mencoba menurunkan intro setengah nada, dari D ke Db. Kemudian mengembalikan lagi karena merasa kurang cocok dengan vokalnya.