Saya memilih tidak kelewat euforia usai menyaksikan laga Persebaya vs Sabah FA yang digelar di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Sabtu (8/2/2020) malam. Di mana Bajol Ijo (julukan Persebaya) berhasil menang 3-1 atas klub asal Malaysia itu yang kini dilatih Kurniawan Dwi Yulianto, mantan pemain Timnas Indonesia.
Bagi "Si Kurus" (julukan Kurniawan Dwi Yulianto), momen ini seperti reuni. Karena dia pernah membawa Persebaya juara Liga Indonesia musim 2004. Kala itu, Kurniawan bermain bersama Aji Santoso, Bejo Sugiantoro, dan Uston Nawawi yang kini melatih Persebaya.
Saya tidak kelewat euforia bukan lantaran laga persahabatan itu gak menarik. Atau kebosanan saya menyaksikan klub sepak bola Tanah Air, yang terkadang mudah menerka siapa yang bakal juara tiap musimnya. Tapi ada fenomena yang luput dari pemberitaan publik. Fakta yang menyentuh sanubari. Apa itu?
Kehadiran pemain asing Persebaya yang mengubah atmosfer sebuah masjid di Surabaya. Namanya Masjid Nurul Iman. Berada di kompleks Margorejo Indah. Salah satu kompleks perumahan elit di kawasan Surabaya Selatan.
Ceritanya, di kompleks Margorejo Indah itu ada apartemen Puncak Marina. Biasanya pemain asing Persebaya  mendapat fasilitas di sana. Tahun ini, ada empat pemain asing Persebaya, yakni David da Silva (Brasil), Makan Konate (Mali), Mahmoud Eid (Swedia/Palestina), dan Aryn Glen Williams (Australia), tinggal di apartemen tersebut.Â
Nah, dua dari empat pemain asing tersebut, Makan Konate dan Mahmoud Eid adalah muslim. Keduanya sama-sama relijius. Taat menjalankan ibadah salat lima waktu.
Sejak tinggal di apartemen tersebut, Konate dan Mahmoud kerap kali ikut salat Subuh berjemaah di Masjid Nurul Iman. Kebutulan lokasinya tak jauh. Sekitar seratus meter dari apartemen Puncak Marina. Keduanya berjalan kaki menuju masjid.
Jemaah Subuh Masjid Nurul Iman tidak seberapa banyak. Hanya beberapa shaf. Tidak pernah penuh. Keadaan itu seperti halnya masjid-masjid lain. Lain halnya bila Jumatan. Shaf jemaah selalu penuh. Sampai meluber ke teras dan pelataran. Pun mereka yang aktif salat Subuh, sedikit sekali anak muda yang ikut berjemaah.
Belakangan, jemaah Subuh Masjid Nurul Iman bertambah signifikan. Yang ikut Subuh berjamah banyak dari kalangan anak muda. Tepatnya kalangan bonek (julukan suporter Persebaya).
Bahkan jumlah boneknya melebihi jemaah yang sudah sepuh di masjid tersebut. Satu di antaranya mantan gubernur Jawa Timur Imam Utomo yang rumahya di kompleks Margorejo Indah.