Para bonek itu bukan mereka yang rumahnya dekat Masjid Nurul Iman, banyak juga yang dari kampung-kampung lain di Surabaya. Bahkan dari luar kota. Kehadiran para bonek ikut salat Subuh berjemaah nampaknya terdorong kehadiran Makan Konate dan Mahmoud Eid.
Tiap selesai salat, keduanya selalu jadi buruan selfie bonek. Kedua pemain andalan Persebaya itu selalu bermurah hati melayani permintaan foto bersama para fans fanatik Persebaya.Â
***
"Luar biasa lah. Mereka memang pemain sepak bola yang relijius," ucap mantan Ketua Pengda PSSI Jawa Timur itu.
Abror mengungkapkan, sebelumnya, Jajang Nurjaman dan Manu Jalilov juga sering ikut salat Subuh berjemaah di Masjid Nurul Iman.
Jajang saat itu sebagai pelatih kepala Persebaya. Sedang Jalilov yang berasal dari Tajikistan, masih memperkuat Persebaya. Kehadiran Jajang dan Jalilov tersebut juga membuat banyak bonek ikut salat Subuh berjemaah.
Bagi saya yang menjadi pecinta Persebaya, kehadiran bonek ikut salat Subuh berjemaah sungguh membanggakan. Saya juga tak perlu mendiskusikan motivasinya. Karena saya sebagai insan yang lemah, tak punya otoritas menilai maupun menakar ibadah siapa pun. Itu sepenuhnya hak Sang Khalik. Â
Saya hanya berpikir, betapa kuat daya tarik pemain sepak bola yang relijius. Yang mampu menggugah kesadaran pecintanya untuk bangun pagi, berjemaah salat Subuh. Jika ini menjadi kesadaran beribadah, kemudian menular dan mampu membuat banyak orang datang ke masjid, tentu bakal berdampak positif. Â
Sebagai muslim, saya menyakini, mengawali aktivitas pagi dengan salat Subuh berjemaah itu keren. Punya makna luar biasa. Banyak referensi dari kalam ilahi dan hadis yang menyebutkan keutamaan salat Subuh berjemaah.
Saya juga berkeyakinan, setiap kebaikan yang menginspirasi akan mendatangkan keberkahan. Semoga. (agus wahyudi) Â