Tapi, sukses besar tersebut tidak ingin membuat Henny terlena. Apalagi menjadi besar kepala. "Orang tua saya menanamkan betul prinsip untuk menjadi manusia rendah hati. Boleh saja saya juara di lapangan, disanjung-sanjung. Tapi, kalau di rumah saya harus tahu diri. Saya tetap seorang anak yang harus ngepel, nyuci," tutur istri I Wayan Budi Astra, seorang atlet atletik nasional yang menikahinya tahun 1985. Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â
***
Ada pengalaman seru yang sampai sekarang tak bisa dilupakan Henny Maspaitella. Suatu hari, ia pernah menangkap pencopet. Tiga pencopet sekaligus!
Ceritanya di tahun 1998. Saat itu, Henny masih menjadi karyawati di Bank Dagang Negara di Jakarta. Pagi-pagi ia berangkat kerja naik bus tingkat. Namanya angkutan umum, penumpangnya pasti berdesak-desakan.
Henny memilih berdiri di dekat sopir, dekat tangga bus. Kala itu, perasaan Henny tak enak. Beberapa orang memperhatikan dirinya. Selang beberapa saat, ada tiga atau empat orang yang sengaja memepet dirinya. Henny mulanya tak curiga orang-orang itu akan berbuat jahat.
Tiba-tiba, tubuh Henny ditubruk seseorang. Posturnya agak pendek dari dirinya, namun badannya lebih gemuk. Henny tersadar. Ia lalu melihat resleting tasnya terbuka. Ternyata, dompet di tasnya sudah digondol pencopet. Henny panik. Pandangannya langsung tertuju pada tiga orang tersebut. Apalagi kemudian ketiga orang yang dicurigai pencopet itu, bergegas turun dari bus.Â
Tahu barangnya dicuri, Henny berontak. Namun hati kecilnya dalam dilema. Apakah harus mengejar atau berteriak minta tolong. "Apa yang harus dilakukan untuk melawan ketiga pencopet itu?" batinnya berdesir.
Dalam kepanikan, Henny melihat beberapa polisi sedang bertugas. Dia pun bergegas turun. Henny mengejar tiga pencopet tersebut sembari berteriak, copet..copet...
Aksi kejar-kerajan tak terhindarkan. "Saya lari sekencang-kencangnya sat itu dengan jatung berdebar-debar," kenangnya.
Tuhan masih melindungi Henny. Henny yang saat itu masih menjadi sprinter nasional, berhasil mendekati tiga orang pencopet. Sejurus kemudian, ketiga pencopet berhasil diringkus oleh Henny, polisi, dan juga orang-orang yang kebetulan berada di lokasi kejadian. Beberapa orang sempat melontarkan bogem mentah ke arah tubuh para pencopet.
Para penjahat itu langsung dibawa ke Markas Polda Metro Jaya, yang kebetulan tak jauh dari tempat kejadian. Saat digelandang ke markas, seorang polisi memegang seorang pencopet, sementara Henny memegang dua pencopet. "Saya nekat saja. Saya pegang sininya," kata Henny yang menunjuk ke arah bagian kerahnya.