Alkisah dipelataran rumah Tuhan baru sekali terjadi ada pemandangan para Malaikat yang bertugas mencatat amal baik dan buruk manusia) berdemo sambil meneriakkan yel-yel dan tuntutan mereka. Mereka membawa poster-poster menyerukan kepada Tuhan untuk memeriksa ulang prosedur meloloskan dan pemberian izin seorang manusia dapat menjadi wakil rakyat. Diantara poster2 yang mereka bawa ada yang bertuliskan "Perketat Standard Logika", "Jangan Biarkan Wakil Rakyat dapat memisahkan nurani dari jiwanya", "Save Tercatut", "Save Pelapor" dan banyak lagi.
Karena hal ini gak pernah terjadi, maka malaikat2 lain pun ikut berkumpul; ingin tahu apa yang sesungguhnya terjadi. Sampai akhirnya Tuhan pun keluar dan bertanya dengan muka serius: "Wahai Malaikat ini apa2an kalian kok pakai dema-demo segala ?"
Buru2 Malaikat Rakip dan Atid bersujud: "Ampun Tuhan. Sungguh ini demo inisiatif kami sendiri. Bahkan kami tadi modal beli dan bawa Nasi Rames, bukan Nasi Bungkus ya Tuhan."
Tuhan: "Trus, kenapa kalian sampai demo-segala begini ?"
Malaikat: "Sungguh ini sudah keterlaluan, Tuhan. Kami tidak tahan lagi ditugaskan mengikuti sekelompok Manusia yang merasa dirinya Mulia dan seakan-akan merupakan wakil rakyat"
Tuhan: "Lho, emang kenapa ? Itukan sudah menjadi tugas kalian mencatat semua hal baik dan buruk dari mereka ? Dimana masalahnya ?"
Malaikat: "Begini Tuhan. Jika kamu mencatat hal-hal yang baik sih gak masalah. Tapi sepertinya kami mohon perhatian dan perlindungan Tuhan, berkaitan dengan tugas kami mencatat hal-hal yang buruk dari mereka."
Tuhan: "Lho emangnya kenapa ? Kan kalian malaikat dan mereka cuma manusia biasa ?"
Malaikat: "Itu benar, Tuhan. Namun sekarang mereka sudah mulai nekad dan keterlaluan. Dan mereka juga didukung oleh lawyer2 mereka yang tak kalah aneh."
Tuhan: "Trus..?"
Malaikat: "Dengar2, bentar lagi kami para Malaikat yang mencatat hal-hal buruk dan dosa mereka juga akan dilaporin ke Bareskrim karena telah mencatat perbuatan-perbuatan dan dosa-dosa mereka tanpa izin mereka terlebih dahulu."