Mohon tunggu...
Agustus Sani Nugroho
Agustus Sani Nugroho Mohon Tunggu... Advokat, Pengusaha -

Lawyer, Pengusaha, Penulis, Pemerhati masalah sosial budaya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Selamat Hari Buruh

3 Mei 2015   02:00 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:26 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Masih dalam rangka Hari Buruh, saya mengisi questioner disebuah media: setuju atau tidak Buruh Berdemo di Hari Buruh ?

Saya menjawab TIDAK. Dan, saya memberi alasan: Berdemo, apalagi anarkis, tidak akan menaikkan gaji dan kesejahterahan buruh. Peningkatan kualitas diri dan kinerja (menjadi profesional dibidangnya masing2)lah yang akan secara "otomatis' menaikkan gaji dan kesejahterahan buruh. Kualitas dan profesionalisme adalah jaringan pengaman sosial yang paling kuat bagi buruh. Tak ada perusahaan atau pemberi kerja yang ingin kehilangan karyawannya yang profesional dibidangnya dan baik kinerjanya. Di era sekarang ini Buruh harus semakin cerdas melihat realitas dan tak bisa bermanja-manja (atau lebay) meminta perlindungan pemerintah terus karena hukum ekonomi tak seluruhnya dapat dikontrol oleh Pemerintah.

Disisi lain, disaat buruh berdemo, dan turun ke jalan terlalu sering dan sangat rawan merupakan event yang "dimanfaatkan" oleh para politisi hanya untuk kepentingan diri mereka pribadi semata. Bukan sungguh2 untuk kepentingan buruh itu sendiri. Pada ujungnya buruh tetaplah buruh dan sekedar dijadikan alat oleh berbagai kelompok kepentingan (lain). Jika Buruh terus dipolitisi dan sekedar sibuk "menunut" HAK (tanpa pedulikan kewajibannya) dengan cara memaksa pemerintah memaksakan peningkatan upah minimum, lalu upah yang harus diberikan itu tidak seimbang dengan peningkatan kualitas dan kinerja buruh itu, apa yang akan terjadi ? Ya, yang akan terjadi adalah efisiensi dan pengurangan tenaga kerja. Jika situasinya semakin tidak kondusif, maka pengusaha pada ujungnya akan memilih merelokasi pabriknya dan tetap berjualan di Indonesia (menjalankan bisnis trading), karena negeri ini dengan 240 juta penduduk adalah pasar yang besar, namun tidak lagi berinvestasi disini.

Kalau hanya untuk memberi penghormatan atas peran buruh, lalu Hari Buruh mau dijadikan hari libu nasional sih silahkan2 aja. Kalau itu saya tidak berkeberatan, walau menurut saya, jika kebanyakan libur juga akan mengurangi produktivitas.

SELAMAT HARI BURUH. Semoga buruh di negeri ini semakin hari dapat menjadi semakin cerdas dan dapat meningkat kesejahterahannya melalui peningkatan kualitas dan kinerja.

Salam Indonesia Raya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun