Mohon tunggu...
Agustus Sani Nugroho
Agustus Sani Nugroho Mohon Tunggu... Advokat, Pengusaha -

Lawyer, Pengusaha, Penulis, Pemerhati masalah sosial budaya

Selanjutnya

Tutup

Politik

Hobby Kok Memfitnah, Menghasut dan Mengancam ?

10 Agustus 2014   00:04 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:57 1434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kadang suka heran dan kagum atas kenekatan dan ketidaklogisan berfikir dan ide-ide ajaib dalam Pilpres ini yang dilontarkan Kubu No.1 yang tiada henti hingga saat ini, terlepas ada dasar, data, bukti atau fakta atau tidak.

Dimasa Kampanye segala fitnah dikembangkan menyerang Jokowi secara bertubi-tubi dan tanpa henti mulai dari: Boneka, Pembohong, Melanggar Sumpah jabatan, Tidak Amanah, Kristen, Syiah, Antek Asing, Maling, Komunis dan rasanya masih ada dan entah apa lagi.. Ini jelas-jelas dikembangkan untuk menghasut rakyat dan menumbuhkan bibit-bibit "kebencian" yang tertanam dalam di hati banyak orang yang tak melakukan mengecekan informasi lebih lanjut dan hanya percaya atas ucapan beberapa orang yang dianggap sebagai pemuka agama,  para Pemimpin dan Elit politik mereka semata. Efeknya sungguh dalam di akar rumput. Kebencian menjadi dasar pemilihan atau tidak memilih, bukan keunggulan apa lagi visi misi.

Sebelum ini Kader atau jubir Koalisi No.1, berorasi didepan MK akan membentuk dan mengajak rakyat membentuk Milisi. Apakah namanya itu jika bukan mengancam dan menghasut ? Indonesia ini bukan Suriah, Irak, Lebanon atau Timur Tengah. Ini hanyalah sebuah Pilpres biasa saja disebuah negeri yang Alhamdulillah so far aman dan damai. Ada apa dengan kalian Koalisi No.1 ? Tidakkah kalian mencintai negeri ini dan ingin menjada Persatuan bangsa ini diatas keinginan kalian untuk menang dan berkuasa ?

Lalu tak lama Kader dan tokoh-tokoh pendukung Koalisi No.1 mengatakan akan membentuk gerakan People Power jika dikalahkan di MK. Apakah namanya itu jika bukan mengancam dan menghasut ? Lagi-lagi siapa kalian dan apa kalian berfikir negeri ini rakyatnya hanyalah kalian pendukung No.1 yang bukan mayoritas rakyat negeri ini juga ? Apa yang kalian nilai benar sendiri itu harus dipaksakan menjadi kebenaran bagi banyak pihak lain yang tak melihat bukti atau fakta kuat apapun yang mendukung semua tuduhan kalian ? Apa suara rakyat yang mayoritas ini semua tidak berarti dan dihitung oleh kalian ?

Lalu disusul pula oleh pernyataan-pernyataan lain yang lebih sesat: Menyatakan Prabowo adalah Titisan Allah SWT (walau setelah mendapat kecaman luas kini dicabut oleh ybs), dan mendesak Tuhan untuk memenangkan Prabowo dan kebenaran.  Mendengar video secara lengkap, tak ada kesimpulan lain yang saya dapat kecuali isinya hanyalah menyesatkan dan menghasut. Apakah kalian selalu hanya berfikir kebenaran adalah sesuatu yang ada di pikiran kalian sendiri dan setiap hal yang tidak sama dengan apa yang kalian pikirkan adalah salah, kebohongan, kecurangan ? Apakah kalian berfikir Tuhan itu milik kalian sendiri ? Apakah Kalian berfikir Tuhan itu buta atau tidak melihat atau tidak dapat membedakan kebenaran, kepalsuan, keaslian ? Kalian mungkin bisa membayar banyak orang untuk membenarkan hal-hal tanpa dasar dan bukti sekali pun sebagaimana yang susah-sudah. Namun cukuplah sudah menjual Agama dan Tuhan untuk kepentingan politik kalian. Tuhan dan Agama itu bukan barang dagangan. Ini juga bukan Jihad Fisabilillah seperti yang kalian sebutkan itu. Tuhan tidak buta dan tidak tidur...

Lalu muncul lagi suara dari Kader Gerindra yang berorasi di depan Gedung MK baru-baru ini agar Ketua KPU Husni Kamil Malik ditangkap atau diculik. Sudah sedemikian biasakah kalian melakukan pelanggaran hukum ? Sudah merupakan kelazimankah orang-orang yang tak sepaham dengan kalian itu harus diculik ? Apakah namanya itu jika bukan mengancam dan menghasut ? Masih tidak puaskah kalian dengan kasus-kasus penculikan aktivis yang sebagian (13 orang) masih hilang tak tau rimbanya hingga kini sejak tahun 1998 lalu ? Tidakkah kalian ingat tokoh-tokoh yang diduga terkait dengan penculikan-penculikan itu ? Dan, sekedar mengingatkan kita semua, siapakah yang sangat tendensius dan irrasional menghasut massa untuk menangkap dan menculik Ketua KPU itu ? Dia adalah Kader Gerindra, mantan Ketua KPUD DKI bernama Muhammad Taufik, yang pernah ditahan Kejati DKI karena kasus korupsi di KPUD DKI tahun 2005.

Herankah kita ? Mestinya tidak perlu heran. Bukannya hampir semua koruptor atau orang2 yg berpotensi masalah korupsi serta orang orang berpotensi masalah memang bergabung di koalisi itu..? Memang tak salah kata orang bahwa dagangan politik yang paling mudah laku adalah "Agama" dan "Kepentingan Rakyat" dan dengan kemasan yang dibumbui kata "demi" didepannya didukung oleh tokoh-tokoh yang menyampaikan adalah tokoh-tokoh berpengatuh dan "seharusnya" dipercaya oleh rakyat, maka Agama, Kepentingan Rakyat sungguh merupakan hidangan politik yang nikmat. Tentu bahan-bahan itu jika diolah bersama Fitnah dan informasi-informasi yang menyesatkan akan terasa lebih nikmat dikalangan masyarakat yang suka bergossip walau pun berlabel agamis.

Semoga mereka yang masih mau menggunakan mata, hati dan pikiran bisa melihat secara langsung betapa kacau cara berfikir dan logika kemenangan yang diklaim oleh Koalisi No.1. Lihatlah seperti apa gugatan mereka ke MK itu. Lihatlah pula seperti apa saksi-saksi yang diajukan mereka ke MK juga.

Berhentilah berteriak difitnah sementara justru yang berteriak itu yang lebih dahulu dan lebih banyak melakukannya. Berhentilah menghasut jika kalian memang masih mencintai negeri yang damai dan menjunjung nilai "Persatuan dan Pluralisme" dinegeri ini. Berhentilah berteriak disakiti sementara segala tindak tanduk yang berteriak itu lebih dahulu menyakiti banyak orang. Berhentilah berteriak diancam sementara yang berteriak itu mengumpulkan kelompok-kelompok ormas garis keras (jika tak ingin disebut preman) dan menguasai lebih banyak pemerintahan daerah dan birokrasi serta sering mengeluarkan ancaman-ancaman secara terbuka. Berhentilah berteriak dicurangi sementara kecurangan yang memberikan kemenangan dipihaknya juga sangat nyata dan kasat mata. Cukuplah sudah mempemalukan diri sendiri dan juga bangsa ini.

Salam INDONESIA RAYA.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun