Mohon tunggu...
Agustus Sani Nugroho
Agustus Sani Nugroho Mohon Tunggu... Advokat, Pengusaha -

Lawyer, Pengusaha, Penulis, Pemerhati masalah sosial budaya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengucapkan Selamat Natal?

21 Desember 2014   19:13 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:48 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

ASN, 20 Desember 2014

Jelang natal, selalu saja sebuah "ucapan selamat hari natal" itu dijadikan pembahasan hangat yg menurut saya sama sekali tidak penting. Tidak penting bukan karena saya beragama Islam dan bagi saya mudah dan enteng2 saja mengucapkannya seperti yang saya lakukan dari tahun ketahun, selama ini, kepada saudara2 atau sahabat2 kristiani saya.

Apakah mengucapkan selamat sama dengan merayakan ? Bagi saya sayang aja otak dan hati kita dipakai membahas pertanyaan yang sudah jelas sekali jawabnya, tentu saja tidak, itu.

Apakah memasang atau menggunakan simbol2 natal (seperti pohon natal atau topi merah Sinterklaus) sebagaimana saya lihat dibanyak tempat umum (mall, hotel, restoran, dll) sama dengan merayakan ? Jika tidak memasang atau menggunakan apakah lantas kaum kristiani tersinggung ? Menurut saya gak juga dan ini sama aja dengan menjelang Idul Fitri dimana berbagai tempat umum yg sama tadi memasang simbol-simbol yg menunjukkan datangnya hari besar umat Islam. Jika tidak memasang atau menggunakan apakah lantas umat Islam harus tersinggung ? Lagi2 menurut saya, gak juga. Tetapi, lantas jika dilakukan oleh pengelola tempat2 umum tadi, menjelang natal apakah kaum Kristiani atau menjelang Idul Fitri umat Islam, merasa senang dan nyaman ? Menurut saya, setidaknya itu yg saya rasakan, YA. Nyaman, menyenangkan dan merasa dihormati.

Lantas sebatas menyenangkan dan menghormati orang tanpa harus turut merayakan, apa susahnya dan mengapa mesti diperdebatkan.? Bahkan mengapa mesti sampai mengharamkan atau mengkafir-kafirkan kaum sendiri yang tidak sependapat dengan pendekatan atau pengertian yang dimiliki seseorang ?? Entahlah pelajaran agama apa yg diserap oleh orang2 yg dengan mudah mengkafir-kafirkan orang lain (yg beda agama atau seagama yg tidak sama dengannya). Entah pelajaran agama mana yg mengajarkan orang2 itu menjadi sombong, merasa paling benar sendiri dan masuk surga sendiri dan semua yg berbeda dengannya itu salah, haram, kafir. Yg pasti Islam, agama yg saya anut dan saya mengerti, tidak mengajarkan seperti itu, sangat logis, toleran dan mengajarkan kasih sayang terhadap seluruh mahluk dan benda di bumi ini. Agama yang rahmatan lil alamin (rahmat untuk seluruh alam), bukan hanya seluruh manusia, yg secara nyata berbeda-beda itu. Dan apakah mungkin ada perbedaan itu tanpa seizinNYA, jika kita percaya DIA, Tuhan yang Maha Kuasa dan semua isi bumi ini juga ada dengan seizinNYA..?

Ya, tapi ada yang tetap ngotot dan bilang "Saya tetap tidak mau mengucapkan !!" Lha trus..? Biarin aja. Kenapa juga kita permasalahkan. Bahkan walau kita seagama sekali pun, saya mending gak usah menerima ucapan selamat yang disampaikan oleh orang lain dengan terpaksa (bukan karena dia ingin mengucapkannya). Buat apa ? Basa basi ? Gak perlu juga kalee... karena akan terasa tidak enak baik bagi yg menyampaikan, maupun yang menerima. Bahkan ada orang yang tidak mau menerima ucapan selamat natal atau idul fitri dari temannya yang juga seagama karena bermusuhan atau marah. Pernah melihat ? So, lantas dari kacamata yg menerima ucapan, apa enaknya coba menerima ucapan natal atau idul fitri, dari seseorang jika tidak diucapkan dari hati, apa lagi terpaksa ??

Jadi, menurut saya, masalah ini gak usah juga dianggap besar. Biasa2 aja deh.. Yg mau ngucapin ya silahkan aja. Yg gak mau juga silahkan aja. Masalah toleransi itu adalah masalah hati. Jika tidak dilakukan dengan hati, mendingan jangan dilakukan. Selain gak manfaat, gak enak juga dirasakannya. Sementara saya, walau masih tanggal 20 dengan ini mengucapkan selamat natal bagi semua saudara dan sahabat2 kristiani saya. Damai dihati, damai dibumi, damai di negeri ini.

Salam Indonesia Raya. :)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun