Mohon tunggu...
Agus Tulastyo
Agus Tulastyo Mohon Tunggu... lainnya -

Praktisi periklanan, Pengamat media, Peneliti. "All Truth passes thru three stages: First, it is ridiculed. Second, it is violently opposed. Third, it is accepted as self-evident." - Arthur Schopenhauer; German Philosopher

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Partai atau Kelompok “Kleptocrat”…? Munas Bali

7 Desember 2014   21:22 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:51 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14179365181307488044


The significant gap between human being and animals lies in the brain. The Human brain has the most complex and sophisticated nervous system that included millions of nerves as a network to work systematically to detect and interprets, and to control Need and Want; But, when we as human being cannot control both Need and Want, then there are no differences between Us and Animals.

- iSay

Ketika Pilpres 2014 dimulai dan berlangsung, saat itu Negeri Pertiwi menjalani sebuah prosesi ritual demokrasi yang sagat tidak memberikan kebaikan dan perbaikan terhadap demokrasi itu sendiri. Semenjak itulah sebuah eksperimen yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab (Invincible of the Invisible hand; CABAL), terus berlangsung sampai dengan hari ini.Para Cabal dengan berbagai cara dan dengan dana tak terhingga terus mencoba memporak-porandakan sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Menggunakan tangan Minion Politicians, mereka menciptakan dan membelahnya menjadi dua kubu koalisi politik yang berseberangan.

Pada dasarnya yang terjadi dalam dunia politik dinegeri ini, merupakan “peperangan” antara Western Cabal dan Far-Eastern Cabal (faktanya kekuatan ekonomi dunia saat ini terbelah dua, yaitu: Timur Jauh dan Barat) yang ingin menguasai Perekonomian dan Sumberdaya Alam Negeri Pertiwi nan kaya-raya. Perbedaan signifikan antar keduanya adalah, Western Cabal ingin membangun sebuah Pemerintahan Dunia dibawah Satu Otoritas (New World Order/NWO under One World Government), sementara Far-Eastern Cabal yang lebih mementingkan perekonomian dan kesejahteraan bagi seluruh umat di bumi, serta tetap menghargai keberadaan sebuah negara dengan segala konstitusinya (Prosperity and Sovereignty); Persamaan keduanya, sama-sama menganut ideologi Collectivism/Corporatism/Fascism. Cara-cara yang lazim mereka lakukan, Cabal Barat menggunakan cara atau strategi “Devide and Conquer” memecah belah lalu menduduki dan menguasai. Cabal Timur Jauh menggunakan Payung Mutualistic-Symbiosis, dengan pendekatan saling menguntungkan (walaupun dalam praktek tetap saja lebih menguntungkan para Cabal): Quid Pro Quo a.k.a Tidak ada makan siang gratis.

So...penjelasan di atas merupakan cerminan dan tercermin pada kedua kubu koalisi yang saat ini sedang bersaing untuk mendapatan kekuasaan dan kekuatan penuh. Satu kubu opisisi yang tidak mendapat tempat di pemerintahan, berusaha dengan sekuat tenaga untuk menguasai parlemen dan kelengkapannya. Kebanyakan dari kita telah berpandangan negatif terhadap salah satu kubu koalisi, yang dalam proses untuk meraih kekuasaan memang banyak melakukan tindakan kurang terpuji. Bahkan koalisi tersebut melontarkan maklumat kontroversial yang menafikan dan menarik mundur proses demokrasi kedalam sebuah sistem Pilkada Tidak Langsung (pada akhirnya nanti akan terkuak siapa yang paling menginginkan). Sontak seluruh masyarakat negeri terkejut, dan ramai-ramai menghujat, memaki dan mengutuk, koalisi partai-partai tersebut, yang secara tidak langsung terdukung/didukung pula oleh partai penguasa saat itu (berbanding terbalik dengan pernyataan Presiden). Merasa di atas angin dan memiliki kekuatan penuh diparlemen, merekapun berbagi kekuasaan, kembali menimbulkan kegaduhan. Saat kegaduhan mereda, salah dua partai dari koalisi oposisi, terbelah dan saling bentur, islah tidak terjadi. Salah satu kelompok mengadakan Munas di Bali dan terpilih kembali  pemimpin kontroversial yang menjadi sumber perpecahan, munas tersebut juga membuat keputusan dan mendeklarasikan butir-butir putusan yang sangat kontroversial pula, apa isi butir tersebut hingga menimbulkan kegaduhan politik...? (Terkuaklah, biang keladi yang memperburuk Citra Koalisi Oposisi)

Partai atau Sekelompok “Kleptocrat” ...?;Outrageous!!!, Unbelievable!!!, Insanity!!!

Salahsatu butir yang menjadi kontroversial dan juga berpotensi untuk menimbulkan perpecahan dalam tubuh koalisi oposisi tersebut yaitu, penolakan terhadap Pilkada langsung. Keputusan inipun akhirnya lebih memperparah konflik didalam internal partai tersebut, setelah sebelumnya juga terjadi perpecahan disalah satu partai. Apakah konflik tersebut akan berakibat Ripple Effect kedalam tubuh koalisi...? Pasti gelombangnya akan berpengaruh terhadap individu, kelompok maupun partai dalam koalisi. Kepastian sudah terjadi, salah satu partai sudah menyatakan tidak menutujui keputusan Kelompok Munas Bali tersebut. Bisakan Ripple Effect menjadi sebuah badai...? Bukan tidak mungkin perpecahan internal satu partai tidak berpengaruh terhadap koalisi, terlebih salah satu pihak yang berkonflik dalam partai membuat keputusan kontroversial di munas Bali.

Sebelumnya partai-partai yang tergabung dalam koalisi ini, telah terlebih dahulu menandatangani kesepakan, sehingga partai lain yang sejatinya saat itu tidak bergabung menjadi bergabung. Saat ini, partai tersebut merasa telah dipermainkan, diremehkan, dan dilecehkan, kemungkinan akan berbalik untuk menentang dan bergabung kekoalisi pendukung pemerintah, tapi semua itu akan ditentukan dilantai gedung DPR pada saat sidang, “...dinamika politik terus berlangsung, jadi setiap saat apapun bisa saja terjadi.” Demikian kata salah seorang politisi; “Dinamika Politik” adalah Euphemism, dipasarkan dan digunakan oleh para politikus untuk menutup atau menyamarkan kepentingan syahwat dan keluarganya, penghalusan dari kata Gejolak/Turbulensi atau phrasa Politik-Dagang-Sapi;  Seperti halnya Koruptor penghalusan dari kata Tikus/Binatang Pengerat/Omnivorous dan Babi/Binatang Pemakan Segala/Omnivorous, atau Rentenir dari kata Lintah-Darat. Mengapa masyarakat luas memberi lebel dengan simbolisasi binatang terhadap politisi yang menyimpang dari amanahnya? Penyebabnya, perilaku “kriminal” para polisi itu sendiri. Parahnya, banyak politisi penjarah uang rakyat menjadi simbol partai atau diagung-agungkan, ini menunjukan terjadinya dekadensi (decadence) moral/mentalitas dan kapabilitas/integritas/kredibilitas, yang terdorong, terkarakterisasi, dan terakselerasi oleh Nikmat Kekuasaan dan Kemewahan; Kleptocrat!!!

Kleptocrat; Berasal dari penggabungan dua kata (Portmanteau), Kleptomania dan Bureaucrat; Contoh lain; Presstitute, penggabungan dari kata Press (Media)dan Prostitute (Pelacur).Apple Dic. menterjemahkannya: a recurrent urge to steal, typically without regard for need or profit. Cambridge Learner’s Dictionary 3rd Ed. menjelaskan: A very strong and uncontrollable wish to steal, especially without any need or purpose, usually considered to be a type of mental illness. Oxford English Dictionary menguraikan: An irresistible tendency to theft, actuating persons who are not tempted to it by necessitous circumstances, supposed by some to be a form of insanity.

Seluruhnya menandakan penyakit Psikis : OCS/Obsessive-Compulsive Spectrum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun