Mohon tunggu...
Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Konsep dan Prinsip Distribusi Harta Menurut Islam

8 Maret 2017   21:36 Diperbarui: 8 Maret 2017   21:44 2790
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Dalam suatu negara pasti terdapat pengelolaan dan distribusi harta kekayaan. Negara bertanggung jawab penuh dalam mendistribusikan harta kekayaan kepada semua warga negara dengan tujuan menjadikan negara tersebut makmur penduduknya. menurut Qardhawi ada 2 prinsip distribusi harta kekayaan yaitu nilai kebebasan dan nilai keadilan. Dalam Islam nilai kebebasan merupakan faktor utama dalam distribusi kekayaan, hal ini berbuhubungan erat dengan keimanan kepada Allah dan mentauhidkannya. Namun kebebasan ini bukanlah kebebasan secara mutlak tetapi kebebasan yang terkendali. 

Kebebasan terkendali yaitu kebebasan yang sesuai dengan nilai-nilai keadilan yang diwajibkan oleh Allah. Apabila yang digunakan bukan kebebasan yang secara terkendali maka kemungkinan besar manusia yang mencintai harta bisa saja akan keluar dalam batas kewajarannya. Maksud nilai keadilan bahwa setiap orang berhak mendapatkan kesempatan yang sama dalam mengembangkan hak-haknya termasuk juga dalam mendapatkan distribusi harta kekayaan.

Persolan dalam distribusi harta kekayaan merupakan salah satu isu yang kontroversial dan saling berbeda pendapat antara para ahli ekonom. Ada yang berpendapat bahwa persoalan yang terjadi disebabkan oleh produksi. Dalam pandangan Islam faktor-faktor produksi ada 4 yaitu, faktor produksi alam, tenaga kerja, modal, dan skill/ manajemen. Faktor produksi alam sangatlah berpengaruh, karena faktor alam ini dapat dijadikan sebagai bahan baku industri yang digunakan untuk awalnya mulanya terjadinya produksi. 

Faktor produksi tenaga kerja, dimana merekalah yang partner perusahaan atau yang memproduksi, jika tidak ada yang memproduksi maka tidaklah dapat menghasilkan suatu barang atau jasa, oleh karena itu antara pengusaha dan pekerja tidak boleh terjadi pertentangan sebab mereka saling membantu menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat. 

Faktor produksi modal, modal diartikan sebagai alat yang berguna untuk produksi selanjutnya. Modal tidak harus berupa uang namun modal juga dapat berupa seperti mesin pabrik, mesin kantor, bangunan, dll. Faktor produksi skill / manajemen. Dalam ajaran islam skill atau manajemen dikembangkan lagi lebih rinci pada sifat-sifat dan perilaku individu sebagai perilaku yang mengelola bisnis tersebut, adapun sifat-sifat tersebut antara lain : Sifat takwa, tawakal, dan syukur; jujur; bangun lebih pagi; toleransi; berzakat dan berinfaq; dan silaturahmi.

Dalam persoalan distribusi yang muncul, Islam dalam melalui sistem ekonomi Islam yang digunakan untuk mengatasi persoalan distribusi. Secara garis besar mekanisme atau sistem tersebut dibagi menjadi 2 mekanisme, yaitu Mekanisme Ekonomi dan Mekanisme non Ekonomi. Adapun Mekanisme Ekonomi adalah Mekanisme ditribusi dengan mengandalkan kegiatan ekonomi agar tercapai distribusi kekayaan dengan cara membuat berbagai ketentuan mengenai Mekanisme Ekonomi yang tentunya berkaitan dengan Distribusi kekayaan sehingga distribusi kekayaan tersebut berlangsung secara normal. 

Namun apabila Mekanisme Ekonomi tidak mampu berjalan dengan baik untuk mengatasi persoalan ditribusi kekayaan yang disebabkan oleh sebab-sebab alamiah seperti terjadinya bencana, maka Islam memiliki Mekanisme non Ekonomi yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan mengenai distribusi kekayaan.

DAFTAR PUSTAKA

  • Sholehuddin, Asas-asas Ekonomi Islam, PT Raja Grafindo, 2007.
  • Alma Buchari Donni Juni Priansa, Manajemen Bisnis Syariah, Alfabeta, Bandung, 2009.
  • Catatan dari Universalitas Ekonomi Islam STIE Widya Mangala Semarang, PDF
  • Catatan dari STAI Attanwir Bojonegoro, Sistem Distribusi Pendapatan dalam Perspektif Islam, PDF.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun