Orang yang terlalu fanatik sering mencap bahasa Inggris melulu sebagai bahasa orang kafir dan bahasa munafik sehingga haram untuk dipelajarinya. Bahkan bagi orang-orang tertentu menganggap bahasa Inggris hanya sebagai gimnastik, atau sport mulut yang hanya membuang-buang waktu dan tenaga. Tetapi tak dapat diingkari bahwa bahasa Inggris merupakan salah satu bahasa yang dipakai secara meluas di dunia.
Selain merupakan bahasa ibu dalam beberapa Negara besar seperti Amerika, Inggris, Kanada, dan Australia, bahasa Inggris juga merupakan bahasa ke dua atau bahasa resmi di banyak Negara termasuk Negara Indonesia. Penggunaan bahasa Inggris di Indonesia semakin lama semakin umum. Di sekolah, anak-anak sudah mendapatkan pelajaran bahasa Inggris sejak tingkat Sekolah Dasar atau bahkan Taman Kanak-kanak. Selain itu, semakin banyak sekolahbi-lingualyang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar.
Di jalan-jalan atau tempat umum, papan reklame atau nama tempat usaha pun banyak yang menggunakan bahasa Inggris. Semua itu mengindikasikan urgensinya belajar dan menguasai bahasa Inggris. Tentunya sebagai bahasa kedua setelah bahasa Indonesia.
Peranan bahasa Inggris sebagai media komunikasi internasional yang utama telah menciptakan sebuah iklim yang kondusif yang kemudian dikenal dengan “Kampung Inggris” di Pare. Di kampung ini banyak orang dari berbagai suku bangsa dan daerah dengan kultur yang berbeda berkunjung hanya untuk belajar bahasa Inggris. Sehingga tidak jarang kita temukan di pinggiran-pinggiran jalan, warung kopi, tempat makan, siang ataupun malam, orang-orang belajar dan berdiskusi tentang bahasa Inggris.
Kendatipun demikian, setiap individu memiliki alasan dan tujuannya masing-masing dalam mempelajari bahasa Inggris di Kampung Bahasa. Sebagian orang belajar karena melihat manfaat atau kaitannya dengan studi. Sebagian yang lain dengan motif mencari pekerjaan dan sebagian lagi mempelajarinya karena merasa tertarik atau menyukai bahasa Inggris. Sementara itu, terdapat pula orang belajar bahasa Inggris hanya karena iseng, tidak ada pekerjaan. Semua perbedaan tersebut sangat mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam mempelajari bahasa Inggris.
“Ke Kampung Inggris apa yang kau cari?” mungkin itulah pertanyaan penting yang pertama kali harus dilekatkan pada setiap orang yang berkunjung ke Kampung Inggris. Pertanyaan tersebut ditujukan kepada semua orang yang belajar bahasa Inggris untuk mengingatkan komitmen tujuan mereka datang ke Kampung Inggris. Jangan sampai salah motif (niat) dan salah tujuan sehingga kecewa dan mengecewakan, sakit dan menyakitkan, serta rugi dan merugikan. Habis umur, tenaga dan biaya untuk belajar di Kampung Inggris, tetapi berakhir dengan ketidakpuasan.
Dengan demikian, tidak jarang ditemukan sebagian orang yang telah datang ke Kampung Bahasa mencoba belajar dan memahami bahasa Inggris tetapi pada akhirnya menyerah karena merasa tidak ada kemajuan atau tidak puas terhadap materi pelajaran. Itu semua disebabkan kesalahan motif dan tujuan sehingga dalam kesehariannya tidak punya target untuk menuju kepada sebuah keberhasilan. Tulisan Bersambung …
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H