Setiap orang pasti mendambakan sebuah kesuksesan,meski makna sukses bagi masing-masing individu berlainan. Ada yang menganggap banyak harta sama dengan sukses. Ada yang mengaitkan sukses dengan pangkat dan kekuasaan yang disandang. Bagaimana konsep sukses menurut Siswa di Kampung inggris? Kalau boleh menjawab, bagi Siswa yang sedang belajardi Kampung inggris, makna sukses adalah penguasaan dan kemampuan untuk mengekspresikan bahasa Inggris dengan baik dan benar.
Realisasi kesuksesan yang didambakan oleh setiap peserta kursus di Kampung inggris sangat tergantung pada sikapnya. Artinya seseorang yang mempunyai sikap dan semangat yang positif, kecenderungannya untuk sukses dalam berbahasa Inggris akan tinggi, sebaliknya, bila sikapnya negatif, kemungkinan untuk meraih sukses rendah.
Untuk itu, terdapat tiga kategori sikap Siswadi Kampung inggris yang berkorelasi dengan kesuksesan.
Pertama adalah PROAKTIF. P artinya punyai dan pahami vocabluary sebanyak-banyaknya. R berarti rencanakan kemajuan diri dan kebiasaan berbahasa Inggris. Kemudian bersiaplah menghadapi berbagai kemungkinan (cobaan). O adalah orang lain bukan penghalang kesuksesan kita. A, ambil inisiatif dan jangan menunggu disuruh dan diberi tugas. Hindari sikap paku yang hanya bergerak saat dipalu. K singkatan dari Kerja tidak perlu diawasi. Ada Master Punishment atau tidak, tanggung jawab harus selesai. T berarti tidak suka buang-buang waktu. Time is practice. I merupakan ingin mempelajari ilmu dan keterampilan baru khususnya dalam bahasa Inggris. Sementara F singkatan dari fokuskan diri dan pikiran pada hal-hal yang positif.
Sikap kedua adalah REAKTIF. Siswa tipe ini biasa dikenal dengan "nail man" manusia paku, diketok baru bergerak. R berarti rasa diri lebih hebat dari orang lain. E adalah ekspektasi (pengharapan) tinggi meski tanpa usaha yang kuat dan kerja yang baik. A, asyik hura-hura, pacaran dan jalan-jalan. Ia suka buang-buang waktu. K artinya kerja semrawut dan kalang kabut karena tanpa persiapan dan prioritas. T maksudnya tertumpu dan terjebak pada perkara-perkara di luar tanggung jawab. Sementara I adalah imajinasikan dirinya sebagai orang sempurna (perfect), dan terakhir F yaitu fikiran negative
Siswa REAKTIF, di kelas, kost atau asrama mudah dikenali tanda-tandanya. Saat ada tugas ia berkomentar, "kacau nih tugas melulu" atau gerutunya saat melihat siswa yang lain belajar "ngapain susah-susah belajar, kagak mungkin dapet cewek Eropa men.......". Bahkan yang lebih parah, dia dengan enteng berkata "buat apa rajin-rajin, mister punishment juga gak bakalan merhatiian kita, yang penting happy. Kita nikmati saja hidup".
Siswa tipe ketiga adalah yang bersikap INAKTIF. I artinya ingin cepat bisa tanpa adanya kerja keras. N, nantikan nasib baik, nanti juga datang sendiri. A adalah aku sudah cukup dengan apa yang ada. K merupakan keletihan semangat dan kekurangan stamina. Sedangkan T ialah tidak punya keinginan kuat untuk bisa dan sukses. I yaitu inginkan kecakapan bahasa tanpa mau menantang arus; dan F artinya fokuskan pikiran pada hal-hal negative dan eksklusif.
Siswa INAKTIF bisa disebut hidup segan mati tidak mau. Sikapnya di camp ogah-ogahan. Ketika disuruh belajar sungguh-sungguh, jawabannya "belajar keras juga nggak dapat apa-apa, percuma........"
Dengan mengasah kemampuan kita, dua sikap penghalang kesuksesan -REAKTIF dan INAKTIF- dapat dihilangkan. Kekuatan menghafal misalnya, bisa ditingkatkan melalui latihan yang sungguh-sungguh dan sistematis. Pada umumnya, kesuksesan seseorang itu bisa dicapai melalui kekuatan dan keseimbangan akal. Keseimbangan itu terletak pada tiga hal. Pertama, kecerdasan pikiran yang bisa diperoleh melalui pengasahan ilmu, keterampilan dan daya pikir. Kedua, emosi dan ukhuwah yang bisa dipraktekkan melalui kebersamaan, saling memahami, belas kasih dan empati. Ketiga, kekuatan hati yang bisa dilatih dengan jalan sabar, ikhlas, mawas diri dan syukur.
Dengan demikian, Siswayang mampu mengembangkan potensi jasmani dan rohani (roh, nafsu dan akal) akan lahir sebagai manusia baru yang perfect (master). Ia siap membuang pemikiran dan kebiasaan lama dan menggantinya dengan pemikiran dan kebiasaan baru. Selain itu, keyakinannya kuat, penuh percaya diri dalam meraih cita-cita. Ia juga pandai merancang strategi pencapaian kesuksesannya; dimulai dengan niat, kemudian ia menghitung jangka waktu sekaligus pengorbanan yang diperlukan untuk mewujudkan kesuksesannya. Artinya, ia berprinsip: usaha, usaha dan usaha.
Aku persembahkan untuk kawan-kawan Teaching Clinik Global English Angkatan II 2012